Jakarta (ANTARA) - Pengurus Wilayah Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Provinsi Jawa Barat siap memberikan dukungan teknis keinsinyuran hingga insinyur profesional untuk membantu Universitas Siliwangi pasca ambruknya atap gazebo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Minggu (16/11).
Ketua PII Provinsi Jabar Muhammad Erpandi menyatakan pihaknya melalui PII Cabang Kota Tasikmalaya berkomitmen untuk membantu Universitas Siliwangi pasca musibah tersebut.
“PII melalui Cabang Kota Tasikmalaya kami siapkan untuk dapat membantu Universitas Siliwangi dalam hal dukungan teknis keinsinyuran," ujar Erpandi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Dia menyebutkan dukungan teknis yang diberikan, seperti evaluasi profesional terhadap struktur bangunan, identifikasi penyebab teknis kejadian, hingga penyusunan rekomendasi perbaikan dan rencana revitalisasi.
Selain itu, PII Cabang Kota Tasikmalaya juga siap menyediakan sumber daya manusia (SDM) insinyur profesional sesuai lingkup keinsinyuran, seperti insinyur teknik sipil, struktur bangunan, konstruksi, dan keselamatan bangunan.
Erpandi pun tak lupa menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam atas musibah rubuhnya atap gazebo di area FKIP Universitas Siliwangi tersebut.
Akibat musibah itu, sebanyak 18 mahasiswa terdampak, yang meliputi satu orang luka berat, enam orang luka-luka, serta 11 orang mengalami luka ringan dan trauma.
“Kami menyampaikan dukacita, belasungkawa, dan kepedulian mendalam kepada para mahasiswa yang terdampak serta keluarganya,” kata dia.
Untuk itu, dirinya menyampaikan doa dan dukungan penuh kepada para mahasiswa yang terluka serta penghargaan kepada seluruh pihak yang telah melakukan evakuasi, penanganan medis, dan koordinasi tanggap darurat.
Selanjutnya, PII Jabar juga mendukung proses investigasi secara profesional atas musibah tersebut oleh Universitas Siliwangi dan instansi berwenang, termasuk evaluasi struktural dan pemeriksaan kelayakan fasilitas, sebagaimana telah disampaikan pihak kampus.
Berkaitan dengan fasilitas yang dimanfaatkan secara umum, seperti kampus, PII mendukung penerapan prinsip keselamatan, etika, dan standar keinsinyuran.
“Kami perlu mengingatkan kembali mengenai pentingnya audit kondisi fasilitas pendidikan secara berkala, penerapan prinsip safety by design, supervisi konstruksi oleh tenaga insinyur profesional, dan adanya prosedur mitigasi risiko sesuai standar teknis dan etika profesi,” ungkap Erpandi.
PII Jabar turut mendorong perbaikan secara sistemik, antara lain perlu dilakukannya evaluasi komprehensif seluruh fasilitas di luar ruangan dan sarana pendukung keselamatan di kampus serta peningkatan kapasitas SDM teknis melalui sertifikasi Insinyur Profesional (IP) dan STRI (Surat Tanda Registrasi Insinyur).
Dia menambahkan, diperlukan pula kolaborasi antara institusi pendidikan dan organisasi profesi dalam bidang keselamatan konstruksi dan fasilitas publik, serta penting juga dilakukan penyusunan pedoman teknis mitigasi risiko untuk area belajar, kegiatan mahasiswa, dan fasilitas umum kampus.
“PII Wilayah Jawa Barat bersama PII Cabang Kota Tasikmalaya siap berkolaborasi dengan
Universitas Siliwangi dan pihak terkait untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman, layak, serta memenuhi standar keinsinyuran,” tuturnya menambahkan.
Sementara itu, Ketua Umum PII Ilham Akbar Habibie menyampaikan simpati kepada para mahasiswa yang terdampak serta PII sebagai organisasi para insinyur mengambil komitmen bantuan teknis ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran.
“PII sebagai organisasi profesi insinyur mesti mengambil peran dalam hal terkait keselamatan publik dan tata kelola keinsinyuran. Karena hakikatnya insinyur itu memang harus terus mencari dan memberi solusi,” ucap Ilham.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































