Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo terus-menerus memantau data serta informasi dari Badan Meteorologi, Klimatolog dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi banjir di kota metropolitan ini.
"Apa yang menjadi data BMKG, 'day by day' menjadi 'santapan' kita sehari-hari. Saya tahu kapan akan hujan deras, kapan akan ada rob, kapan kemudian sungai-sungainya perlu digali," kata Pram di Jakarta Pusat, Rabu.
Pram menjelaskan, terdapat tiga faktor terjadinya banjir di Jakarta, yakni banjir kiriman, banjir lokal dan banjir rob.
Dia bersyukur karena sejauh ini, Jakarta masih bisa mengendalikan banjir meski beberapa hari ini hujan terus turun.
“Alhamdulillah dalam musim-musim ini rata-rata bisa menangani. Termasuk hari ini, tidak termasuk hal yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus karena curah hujannya tidak di atas 200 mm," katanya.
Baca juga: Pengerukan Kali Cakung sepanjang 8 km ditargetkan selesai pada 2027

Jika curah hujan di atas 200 mm, ditambah terjadi banjir kiriman, maka dia akan menginstruksikan dinas terkait agar menyiapkan pompa.
Sebagai upaya mengatasi banjir, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga akan melanjutkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung pada Juni 2025.
Proyek itu sebenarnya sudah dimulai sejak era Gubernur Joko Widodo (Jokowi). Namun perkembangannya hingga kini masih mandek, terutama terkait pembebasan lahan.
Program ini terhambat di sejumlah titik akibat penolakan dari warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.
Pemprov Jakarta bertanggung jawab atas penertiban bangunan liar dan pembebasan lahan. Sedangkan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjalankan pekerjaan fisiknya.
Baca juga: Pembangunan tanggul mitigasi rob di Muara Angke ditargetkan enam bulan

Namun, dari rencana normalisasi sepanjang 33,69 kilometer, hanya sekitar 17,17 kilometer yang telah berhasil diselesaikan. Sisa 16,52 kilometer lainnya terhambat karena penolakan warga terkait pembebasan lahan.
Di bawah kepemimpinan Pramono Anung, Pemprov Jakarta terus berusaha melanjutkan kembali proyek normalisasi Ciliwung dengan pendekatan yang lebih humanis.
Pram menyatakan bahwa normalisasi akan tetap berlanjut tanpa melakukan penggusuran. Pram optimis jika pendekatan ini berhasil, potensi banjir di Jakarta dapat ditekan hingga 40 persen.
Untuk merealisasikan target tersebut, Pemprov Jakarta bekerjasama dengan Kementerian PU dan Kementerian ATR/BPN guna melakukan pembebasan lahan di sepanjang Sungai Ciliwung. Namun proses ini kembali terkendala penolakan warga.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025