Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) Paido Siahaan mendorong pemerintah untuk mengadopsi pendekatan pengurangan bahaya tembakau dengan produk tembakau alternatif yang dinilai memiliki risiko lebih rendah.
"Kami mendorong pemerintah untuk mengadopsi pendekatan pengurangan bahaya tembakau dengan regulasi yang mendukung inovasi dan edukasi yang akurat," ujar Paido Siahaan dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, berhenti merokok total sering kali sulit dilakukan karena gejala putus nikotin. Sementara produk tembakau alternatif menawarkan solusi yang lebih realistis bagi perokok dewasa.
Ia menambahkan meski produk tembakau alternatif diyakini sebagai opsi yang tepat buat beralih dari kebiasaan merokok, namun maraknya kampanye negatif menjadi penghambat bagi perokok dewasa untuk menggunakan produk rendah risiko tersebut.
Baca juga: Kemenkes: Kenaikan HJE rokok bantu cegah akses rokok bagi anak muda
Dikatakannya, dengan prevalensi merokok di Indonesia yang mencapai 69 juta jiwa, kampanye negatif terhadap produk tembakau alternatif semakin menghalangi dalam menurunkan jumlah perokok.
"Kampanye negatif (terhadap produk tembakau alternatif) menciptakan persepsi keliru di masyarakat bahwa vape atau produk tembakau alternatif lainnya sama berbahayanya dengan rokok. Informasi yang akurat dan berbasis ilmiah harus digaungkan untuk melawan mispersepsi ini, sehingga perokok dewasa dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk kesehatan mereka," katanya.
Selain itu, penyalahgunaan narkoba juga makin memperparah citra produk tembakau alternatif.
Menurut dia, diperlukan penegakan hukum yang ketat serta edukasi publik.
Baca juga: WHO: RI berpeluang kendalikan tembakau dengan tegas, jaga anak-anak
"Edukasi untuk menjelaskan bahwa produk tembakau alternatif adalah untuk perokok dewasa, bukan untuk non-perokok atau sebagai sarana penyalahgunaan zat terlarang. Dengan demikian, fakta tentang potensi vape sebagai opsi pengurangan risiko tetap jelas di tengah isu penyalahgunaan," katanya.
Baca juga: Kabar satukan pemangku kepentingan tekan bahaya tembakau lewat APHRF
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
