Jepang dukung pendanaan untuk ASEAN maksimalkan potensi karbon biru 

6 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Jepang akan memberi dukungan pendanaan kepada negara-negara di ASEAN untuk memanfaatkan sepenuhnya peluang karbon yang terdapat di kawasan dengan kapasitas serapan karbon dioksida yang sangat besar seperti lamun, hutan bakau, dan lahan gambut.

Dukungan tersebut ditandai dengan peluncuran proyek ASEAN Blue Carbon and Finance Profiling (ABFC) di Jakarta, Rabu, yang implementasinya akan dilaksanakan oleh Program Pembangunan PBB (UNDP).

“Jika dimanfaatkan dengan baik, Anda bisa mendapatkan pendanaan. Anda bisa menjual pengurangan emisi karbon, pengurangannya bisa dijual,” kata Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko kepada media usai acara peluncuran proyek tersebut.

Dubes Kiya menjelaskan bahwa proyek ABFC — sebuah inisiatif selama 12 bulan yang selaras dengan ASEAN Blue Economy Framework — mengedepankan tiga aspek penting, yakni: lingkungan, ekonomi, dan masyarakat.

“Jadi menurut saya, ini adalah peluang bisnis dan ini bukan hanya baik untuk bisnis, tetapi juga baik untuk lingkungan, baik dalam mengatasi perubahan iklim, dan baik untuk masyarakat lokal. Semua komunitas pesisir bisa merasakan manfaatnya, termasuk perempuan,” ucapnya.

Dubes Kiya menyampaikan ekosistem karbon biru memainkan peran penting sebagai penyerap karbon yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Karena itu, pelestariannya sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekologi dan keanekaragaman hayati.

Sementara itu, pembiayaan biru akan menawarkan solusi keuangan inovatif untuk mendukung ekosistem-ekosistem karbon biru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Lebih lanjut diplomat tersebut menuturkan bahwa kawasan ASEAN, dengan sumber daya laut yang melimpah dan tantangan emisi karbon, telah mendukung inisiatif ekonomi biru ASEAN.

Inisiatif tersebut telah meluncurkan proyek yang berhasil melibatkan sekitar 60 organisasi rintisan (start-up) inovatif dari seluruh ASEAN dan juga kawasan barat laut.

Kelompok-kelompok itu unggul dalam mempromosikan perikanan berkelanjutan, memperluas pariwisata biru, mengatasi polusi plastik, dan merespons perubahan iklim.

Jaringan mereka terhubung dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk dari Jepang, dan telah diundang untuk tampil di Expo Osaka akhir tahun ini.

Dubes Kiya turut menyoroti komitmen besar Indonesia pada ekonomi biru. Sehingga, pada proyek ini, Indonesia diharapkan dapat membagi pengalamannya dalam proyek ekonomi biru yang akan menghasilkan manfaat bagi 11 negara di kawasan ASEAN, termasuk bagi Timor-Leste sebagai calon anggota penuh ASEAN.

“Hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi biru ini, saya kira Indonesia telah menunjukkan komitmen besar. Jepang mendukung kerja ASEAN secara sederhana dengan memanfaatkan kapasitas dan hasil yang telah dicapai Indonesia untuk keuntungan ASEAN secara keseluruhan. Ini baik untuk Indonesia, dan baik untuk ASEAN,” tuturnya.

Proyek ABFC akan melibatkan lebih dari 20 ahli serta 50 lembaga akademik dan riset dari seluruh ASEAN yang akan bekerja sama menyusun berbagai pendekatan dalam mengukur karbon biru.

Baca juga: KKP: Padang lamun ekosistem karbon biru siap diperdagangkan

Baca juga: BPDLH: Upaya jaga karbon biru berkontribusi pada peningkatan ekonomi

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |