Utusan AS desak Israel kembali izinkan bantuan memasuki Jalur Gaza

7 hours ago 5

Yerusalem/Istanbul (ANTARA) - Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah berjanji akan menekan Israel agar kembali mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza sebagai imbal balik atas pembebasan sandera berkewarganegaraan ganda AS-Israel, Edan Alexander, oleh kelompok Hamas, demikian dilaporkan penyiar publik Israel, KAN, pada Senin.

Menurut KAN, janji tersebut disampaikan oleh Steve Witkoff tanpa sepengetahuan pemerintah Israel dalam proses negosiasi yang dilakukan secara terpisah dari Tel Aviv.

Hamas membebaskan Alexander pekan lalu setelah melalui perundingan yang dimediasi oleh Witkoff.

Pemimpin Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan resminya menyebut bahwa pembebasan itu terjadi “tanpa syarat kepada Hamas” dan merupakan hasil tekanan militer Israel serta upaya diplomatik dari Presiden Trump.

Namun, KAN melaporkan bahwa dalam proses perundingan, Witkoff meyakinkan Hamas bahwa ia akan mendorong Israel untuk kembali membuka akses bantuan ke Gaza -- sebuah janji yang tidak dikomunikasikan kepada Tel Aviv.

Laporan itu juga menyebut bahwa Netanyahu akhirnya membuat komitmen kepada Witkoff, tepat sebelum Alexander dibebaskan, untuk segera melanjutkan pengiriman bantuan, namun tanpa pengumuman publik maupun liputan media.

Secara terpisah, The Washington Post melaporkan pada Senin bahwa tim Presiden Trump telah menyampaikan pesan tegas kepada Israel: “Kami akan meninggalkan kalian jika perang ini tidak dihentikan,” demikian menurut sumber Israel yang mengetahui hubungan AS-Israel.

Sementara itu, militer Israel terus meningkatkan serangan brutal dalam beberapa hari terakhir, termasuk dengan mengumumkan peluncuran operasi darat di bagian utara dan selatan Jalur Gaza.

Israel juga tetap memberlakukan blokade total terhadap sekitar 2,4 juta warga Palestina di Gaza dengan menutup seluruh perlintasan bantuan sejak 2 Maret. Langkah ini mendorong wilayah tersebut ke ambang kelaparan massal.

Di sisi lain, negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel sedang berlangsung di Qatar dalam upaya terbaru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Namun, KAN melaporkan pada Senin pagi bahwa belum ada kemajuan berarti dalam perundingan tersebut, dan Tel Aviv mempertimbangkan menarik delegasinya dari Doha kecuali terjadi “perkembangan luar biasa.”

Hamas telah berulang kali menyatakan kesiapan untuk membebaskan semua sandera Israel sekaligus, dengan syarat Israel menghentikan serangan militer, menarik pasukan dari Gaza, dan membebaskan para tahanan Palestina.

Netanyahu terus menambahkan syarat baru, termasuk yang terbaru: perlucutan senjata faksi perlawanan Palestina.

Hamas dan kelompok lain menolak syarat tersebut dengan tegas, dan menekankan bahwa selama pendudukan Israel masih berlangsung, perlucutan senjata bukanlah pilihan.

Sejak Oktober 2023, militer Israel telah melancarkan serangan mematikan terhadap Gaza yang telah menewaskan hampir 53.500 warga Palestina, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanan Israel, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya terhadap wilayah kantong tersebut.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Lebih dari 20 negara desak Israel mengizinkan bantuan masuk ke Gaza

Baca juga: Blokade Israel memburuk, PBB: 160.000 paket bantuan siap masuk Gaza

Baca juga: FAO peringatkan Gaza terancam kelaparan dan sektor pertanian hancur

Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |