Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menyerahkan dua vaksin hasil riset yakni vaksin African Swine Fever (ASF) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada mitra kerja dalam pameran riset nasional HITEX 2025 di kampus setempat, Selasa.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menyatakan penyerahan vaksin ini merupakan langkah strategis dalam mendorong hilirisasi hasil riset kampus.
"Kami bekerja sama dengan Badan Karantina Indonesia untuk pengembangan vaksin ini, yang kini telah siap dikomersialisasikan bersama mitra," ujarnya.
Menurut Prof Nasih, komersialisasi vaksin memerlukan analisis matang agar tidak hanya efektif secara medis, tetapi juga menguntungkan secara ekonomi. Ia menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam memastikan keberlanjutan dan perluasan dampak hasil riset.
Baca juga: Guru Besar Unair kembangkan Mikroba Bacillus produk ramah lingkungan
“Penugasan langsung dari pemerintah menjadi kunci keberhasilan pengembangan riset ke tahap implementasi. Jika bukan program pemerintah, maka pasar vaksin akan sulit ditembus,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair itu.
Terkait pameran, Prof Nasih menyampaikan kegiatan ini sebagai bentuk akuntabilitas Unair dalam penggunaan dana masyarakat dan pemerintah.
“Kami ingin menunjukkan hasil nyata riset dan inovasi yang selama ini telah dikembangkan, sekaligus menjawab tantangan sebagai kampus berdampak,” ujarnya.
HITEX menjadi ajang bagi masyarakat dan mitra industri untuk melihat langsung hasil riset Unair.
Hasil riset , kata dia,tersebut diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya dalam mengganti produk impor di bidang kesehatan.
Baca juga: Mendiktisaintek: Peneliti di kampus terkoneksi dengan pelaku industri
“Jika bisa diproduksi dalam negeri, mengapa harus impor? Ini adalah bagian dari kontribusi nyata Unair,” ucapnya.
Unair juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi guna menciptakan dampak lebih luas. Menurut Prof Nasih, langkah ini selaras dengan strategi Unair untuk memberikan nilai tambah secara lokal, nasional, maupun global.
Sementara itu Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Yos Sunitiyoso menyampaikan riset harus melampaui sekadar publikasi.
“Vaksin ASF dan PMK ini menjadi contoh konkret riset yang menjangkau masyarakat dan industri. Pemerintah siap mendukung pengembangannya lebih lanjut,” ujarnya.
HITEX 2025 turut mengundang 24 PTN-BH se-Indonesia serta menampilkan berbagai inovasi riset dan pengabdian masyarakat dari para peneliti Unair.
Baca juga: Mendiktisaintek ajak industri di RI berdayakan riset perguruan tinggi
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025