Tarif AS picu kenaikan biaya dan ketidakpastian bagi sektor furnitur

8 hours ago 4

New York City (ANTARA) - Tarif yang diberlakukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak sektor furnitur, membuat biaya bertambah, memicu ketidakpastian, dan menghambat upaya keberlanjutan, demikian menurut sejumlah pihak yang terlibat dalam industri tersebut.

Para produsen furnitur AS, yang diperkirakan mendapat keuntungan dari kebijakan proteksionis Trump, justru merasakan dampak sebaliknya. Tarif yang dimaksudkan untuk melindungi mereka ternyata malah membebani mereka.

Mereka membuat pengamatan tersebut dalam Pameran Furnitur Kontemporer Internasional (International Contemporary Furniture Fair) 2025 yang baru saja berakhir.

Baik produsen internasional beserta distributornya maupun merek-merek domestik merasakan tekanan tarif tersebut, terjebak antara meningkatnya biaya dan terbatasnya pilihan.

Mischa Couvrette, desainer utama dari Hollis & Morris, merek lampu dan furnitur yang berpusat di Toronto, mengatakan tarif AS memberikan pukulan yang berat, dan rasanya seperti dihantam palu dengan dampak yang sangat besar.

Ini merupakan semacam "berkah sekaligus kutukan" bagi kami yang berada di Kanada, karena 80 persen dari total penjualan perusahaan ini berasal dari pasar AS, kata Couvrette.

Perusahaan yang telah berdiri selama 11 tahun dan berfokus pada pasar Kanada, Meksiko, dan sebagian besar AS itu kini untuk pertama kalinya mulai merambah pasar Eropa karena pemberlakuan tarif itu, ujar Couvrette. Dia menambahkan bahwa tahun ini mereka telah meluncurkan merek tersebut di Kopenhagen.

Seorang perwakilan dari studio desain lampu dan furnitur Italia Gaspare Asaro, yang seluruh produknya dibuat di Italia, mengungkapkan bahwa tarif 10 persen yang diberlakukan oleh AS dan penguatan nilai mata uang euro terhadap dolar AS menyebabkan adanya tambahan biaya sebesar 5 persen.

Mengingat tingginya ketidakpastian tarif, perwakilan tersebut menuturkan bahwa pihak perusahaan tidak punya pilihan lain selain membebankan biaya tambahan itu kepada klien.

Para produsen furnitur AS, yang diperkirakan mendapat keuntungan dari kebijakan proteksionis Trump, justru merasakan dampak sebaliknya. Tarif yang dimaksudkan untuk melindungi mereka ternyata malah membebani mereka.

Terkait tarif AS, Shant Madjarian, presiden Juniper Design Group Inc., mengatakan selama ini belum ada perubahan kebijakan atau keputusan yang mengguncang banyak industri, dan bahwa kebijakan tarif tersebut memengaruhi manufaktur, proyek, dan industri desain.

"Tarif itu telah memengaruhi kita semua, baik dari segi biaya produksi maupun biaya menjalankan bisnis. Namun, yang terpenting, (menimbulkan) ketidakpastian," kata Madjarian.

Casey Baxter, wakil presiden sekaligus manajer umum produsen furnitur dan tekstil HBF and HBF Textiles, menyampaikan sentimen serupa. "Kami bangga menjadi produsen dalam negeri, tetapi kami juga tidak luput dari dampaknya."

"Bahkan produsen AS yang terintegrasi secara vertikal dan memproduksi di dalam negeri tidak bisa menghindari apa yang terjadi saat ini," kata Baxter. HBF mengenakan sedikit biaya tambahan, tetapi berupaya untuk tetap menjaga harga agar tidak terdampak oleh tarif tersebut, imbuhnya.

"Ada komponen logam kami yang berasal dari Kanada. Kami menggunakan banyak tekstil premium yang berasal dari Eropa. Dan di sinilah kami merasakan dampaknya," ujar Baxter.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |