Pertagas: Peran "midstream" strategis dalam monetisasi lapangan gas

5 hours ago 3
Tantangan utama di Indonesia timur ketiadaan infrastruktur midstream andal untuk menghubungkan sumber gas dengan pasar potensial

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, menegaskan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur midstream (penghubung hulu-hilir) energi yang berperan strategis dalam monetisasi lapangan gas di wilayah Indonesia bagian timur.

Dengan infrastruktur yang dirancang sesuai kondisi geografis dan potensi lokal, Pertagas optimistis dapat menjadi mitra strategis dalam mendorong monetisasi (komersialisasi) gas yang berkelanjutan dan pemerataan energi nasional, kata Direktur Komersial Pertamina Gas Kusdi Widodo.

Kusdi mengatakan bahwa konektivitas merupakan faktor kunci dalam mempercepat akses energi di wilayah dengan tantangan geografis tinggi.

“Investasi bukan semata soal pasokan, tapi soal konektivitas. Tantangan utama di Indonesia timur adalah ketiadaan infrastruktur midstream yang andal untuk menghubungkan sumber gas dengan pasar potensial. Di sinilah pendekatan modular dan hybrid memainkan peran penting,” ujar Kusdi dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Kusdi menyebutkan bahwa Pertagas sebagai operator jaringan pipa transmisi gas terpanjang di Indonesia dan pengelola lebih dari 600 km pipa minyak di Sumatera, telah berperan mendukung penyaluran kebutuhan energi nasional.

Namun untuk menjangkau wilayah timur yang belum terlayani infrastruktur, Pertagas mengimplementasikan pendekatan modular seperti isotank, Floating Storage Unit (FSU), Floating Regasification Unit (FRU), serta pembangunan pipa pendek untuk konektivitas lokal.

Salah satu portofolio di wilayah Indonesia timur yaitu proyek gasifikasi di Sorong. Di bawah mandat KEPMEN ESDM No. 13.K/2020, Pertagas berperan dalam mendukung suplai gas ke PLTMG 50 MW.

“Ini bukan hanya proyek kelistrikan, tapi jangkar ekonomi kawasan. Ketika listrik tersedia, permintaan dari sektor logistik, industri, hingga rumah tangga ikut tumbuh,” tambah Kusdi dalam diskusi Indonesia Petroleum Association Convention & Exhibition (IPA Convex) 2025 pada Selasa (21/5).

Selain itu, untuk menjangkau daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan pipa, Pertagas mengembangkan fasilitas virtual pipeline di Bontang, yakni LNG Filling Station berkapasitas 14 MMSCFD dan LNG Cargo Dock yang mendukung pengiriman isotank melalui laut ke kawasan Indonesia timur. Fasilitas ini dapat menjadi solusi nyata distribusi gas secara fleksibel.

Dalam sesi tersebut, Kusdi juga menyinggung proyek-proyek prospektif di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua Selatan.

"Midstream bukan hambatan, justru menjadi enabler. Mulai dari skala kecil, praktis, dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, itulah pendekatan kami,” tegasnya dalam diskusi bertema “Fuelling the Future: Strategies for Achieving Long-term Plan Production from East Indonesia through Sustainable Exploration”.

Selain aspek teknis dan komersial, Kusdi juga menyoroti pentingnya aspek sosial dalam keberlanjutan proyek energi.

“Menjaga komunikasi yang kuat dengan komunitas sosial bukan pilihan, tapi keharusan. Kami menjalankan tanggung jawab sosial di sekitar wilayah operasional kami, untuk merangkul masyarakat, memberdayakan, dan memastikan infrastruktur kami memberi manfaat bersama,” kata Kusdi.

Sebagai bagian dari Pertamina Group dan Subholding Gas PGN, Pertagas terus memperluas perannya tidak hanya sebagai pengangkut gas, tetapi juga sebagai pembuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan.

“Kami hadir bukan hanya untuk mengalirkan gas, tapi untuk membuka akses dan membangun ketahanan energi jangka panjang,” kata Kusdi.

Baca juga: Pertagas teken PJBG amankan pasokan gas industri dan kelistrikan Jabar

Baca juga: Pertagas kerja sama pembangunan infrastruktur pasokan gas ke Polytama

Baca juga: Pertagas dan Husky-CNOOC Madura Limited sinergi optimalkan Lapangan BD

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |