AS soroti ancaman kebebasan berbicara bagi aktivis anti-aborsi Inggris

4 hours ago 2

Moskow (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat telah mengirimkan pejabat untuk bertemu dengan aktivis anti-aborsi Inggris karena kekhawatiran kebebasan berbicara mereka sedang terancam, demikian dilaporkan surat kabar The Telegraph.

Media tersebut, pada Sabtu (24/5), mengklaim langkah itu menunjukkan kesiapan pemerintah AS untuk campur tangan dalam urusan domestik Inggris.

Menurut The Telegraph, pejabat dari Biro Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Tenaga Kerja (DRL) Departemen Luar Negeri AS melakukan perjalanan ke Inggris pada Maret dan bertemu dengan pejabat dari Kantor Luar Negeri Inggris.

Baca juga: Dubes Inggris : iklim demokrasi tak akan tercapai tanpa kebebasan pers

Pada saat yang sama, menurut klaim surat kabar tersebut, delegasi Amerika juga diam-diam bertemu dengan sejumlah aktivis yang sebelumnya pernah ditahan karena berdoa di dekat pusat aborsi.

Salah satu aktivis, Livia Tossici-Bolt (64), yang dijatuhi hukuman percobaan selama dua tahun dan denda sebesar 20.000 poundsterling (sekitar Rp439,8 juta), menyampaikan terima kasih kepada pemerintahan Trump atas dukungannya.

Pada 14 Februari, Wakil Presiden AS J.D. Vance berbicara dalam Konferensi Keamanan Munich, melontarkan kritik keras terhadap negara-negara Eropa. Ia menyatakan kekhawatirannya terhadap penindasan terhadap kebebasan berbicara di Inggris dan Eropa.

Baca juga: Menlu AS: Banyak pihak di Eropa tidak suka dengan pidato Wapres Vance

Dalam pidatonya, wakil presiden AS tersebut secara khusus menyinggung kasus warga negara Inggris Adam Smith-Connor. Pada November 2022, pria tersebut berdoa dalam hati untuk anaknya yang belum lahir di luar sebuah klinik di Bournemouth yang mengkhususkan diri dalam aborsi.

Pengadilan Inggris memutuskan Smith-Connor bersalah karena adanya larangan terhadap aksi protes anti-aborsi di sekitar klinik tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Yasonna promosi kebebasan beragama di Indonesia ke parlemen Inggris

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |