MPR RI jajaki kerja sama pengembangan PLTN dengan perusahaan Rusia

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Eddy Soeparno menjajaki kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia, dalam pertemuan dengan pimpinan perusahaan nuklir Rusia, Rosatom, di Saint Petersburg, Rusia.

Eddy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu,menyampaikan teknologi yang dikembangkan oleh Rosatom sangat relevan dengan kebutuhan energi Indonesia ke depan karena sifatnya yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dengan standar keamanan yang tinggi.

“Teknologi nuklir modular terapung menawarkan solusi yang menyeluruh bagi negara kepulauan yang luas seperti Indonesia," kata Eddy.

Baca juga: MPR sebut Indonesia harus belajar dari Rusia soal pengembangan PLTN

Dengan demikian, kata dia, mobilitas yang tinggi dari teknologi nuklir modular terapung tersebut sesuai dengan kebutuhan wilayah yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional, seperti wilayah terluar dan tertinggal.

Ia menjelaskan kebutuhan Indonesia untuk energi nuklir akan semakin terasa pada 8-10 tahun mendatang ketika berbagai sumber energi terbarukan di Pulau Jawa sudah digunakan dan habis.

Oleh karenanya, disebutkan bahwa kondisi itu membuat kebutuhan energi nuklir menjadi salah satu opsi dari energi baru yang bersih dan bisa dimanfaatkan selama 24 jam (baseload power).

Selain itu, teknologi Nuklir yang dikembangkan Rosatom juga dinilai sudah memenuhi standar keamanan terbaru yang diakui secara global.

"Rosatom adalah perusahaan pertama di dunia yang meluncurkan unit Generasi III+. Ini adalah teknologi paling canggih, sepenuhnya mematuhi semua standar keselamatan pasca-Fukushima,” ucap dia melanjutkan.

Eddy pun meyakini kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan energi nuklir modular akan memberikan manfaat, khususnya dalam transfer pengetahuan, inovasi, dan teknologi pada sumber daya manusia (SDM) bidang energi terbarukan, khususnya teknologi Nuklir.

Baca juga: Dewan Energi Nasional mendukung BUMN Rusia investasi PLTN di Sultra

Sebagai pimpinan MPR RI, dirinya meyakini pentingnya dukungan lintas sektor dan lintas kelembagaan agar Indonesia tidak tertinggal dalam transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.

"Teknologi nuklir harus dipahami tidak lagi sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai peluang strategis yang harus dikaji secara ilmiah, terbuka, dan tentu bertanggung jawab,” tutur Eddy.

Adapun pertemuan dengan First Deputy CEO Rosatom Kirill Komarov tersebut dilakukan di sela rangkaian agenda Kongres Ekologi Internasional Nevsky XI, yang dihadiri para pemangku kepentingan bidang lingkungan dan energi terbarukan dari berbagai negara.

Rosatom diketahui merupakan perusahaan Rusia bidang teknologi pengembangan energi nuklir yang sudah mendunia.

Dalam pertemuan, Kirill Komarov menjelaskan mengenai teknologi nuklir modular terapung yang sudah dikembangkan Rosatom dan saat ini menjadi terobosan teknologi terbaru pengembangan energi terbarukan.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |