Wamendag arahkan eksportir kakao Bali manfaatkan kerja sama pemerintah

2 weeks ago 14

Denpasar (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mengarahkan salah satu eksportir komoditas kakao di Bali memanfaatkan kerja sama pemerintah dalam melebarkan pasar di internasional.

Hal ini disampaikannya saat mengunjungi pabrik Cau Chocolates di Kabupaten Tabanan, Bali, dimana kerja sama yang dapat dimanfaatkan pengusaha adalah perjanjian dagang dengan beberapa negara, seperti Indonesia-Peru CEPA, Indonesia-Canada CEPA, dan Indonesia-Uni Eropa CEPA mendatang.

“Pasar-pasar ini menjanjikan, khususnya Eropa karena permintaanya terus tumbuh, pasarnya sangat menekankan aspek keberlanjutan, mereka suka produk yang orientasinya ramah lingkungan, baik untuk kesehatan, dan produk organik,” kata Wamendag dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Minggu.

“Tapi selepas itu jangan dilupakan pasar-pasar yang dekat dengan kita seperti ASEAN, kami akan coba sambungkan dengan beberapa perwakilan perdagangan kita di 33 negara yang siap membantu,” sambungnya.

Dyah Roro berharap dengan bantuan koneksi ini, eksportir komoditas kakao dapat berpartisipasi dalam ajang-ajang pameran internasional yang selanjutnya akan mendatangkan lebih banyak pembeli.

Pelaku usaha juga diarahkan agar menggunakan fasilitas Inaexport agar berpotensi mendapatkan mitra dan berpartisipasi dalam business matching.

Di Bali sendiri, Wamendag Dyah menyampaikan keinginannya agar hilirisasi semakin digenjot salah satunya pada komoditas kakao.

Baginya hilirisasi tidak harus di industri skala besar namun juga UMKM, salah satunya di Kabupaten Tabanan ini dimana kakao telah mengalami pemrosesan menjadi cokelat yang kemudian dikemas dengan bagus sehingga berdaya saing.

Berdasarkan data BPS, ekspor kakao, kakao olahan, dan makanan olahan berbahan dasar kakao Indonesia mencatatkan tren positif 16,20 persen pada 2021-2024.

Jika berdasarkan Januari-September 2025 saja, ekspornya tercatat sebesar 2,8 miliar dolar AS atau melonjak 68,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang senilai 1,6 miliar dolar AS.

“Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru, untuk itu kunjungan kami ke sini bukan saja hanya melihat fasilitas dan pemberdayaan petaninya, kami juga melihat bagaimana Kementerian Perdagangan dapat mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspornya dan memanfaatkan sejumlah perjanjian dagang yang sudah kita punya,” kata dia.

Kadek Surya selaku CEO Cau Chocolate di Tabanan juga mengungkapkan bahwa tantangan mereka adalah mencari lebih banyak pasar yang akan menerima produk olahan kakao mereka.

Selebihnya, ia memastikan proses penjualan produk menerapkan perdagangan adil yaitu memastikan petani kakao sejahtera dan kualitas produksi mereka terjaga.

“Untuk menggerakkan petani, kami berstrategi dengan berani membeli biji cokelat dengan harga yang lebih mahal meskipun harus menekan margin keuntungan, namun petani harus terdaftar sebagai salah satu anggota dari 12 gapoktan yang dibuat Cau Chocolates dan memiliki kebun organik yang memenuhi aspek ketertelusuran,” kata dia.

“Dengan cara ini, kami bisa berkontribusi pada kesejahteraan petani, memastikan kualitas produk, sekaligus mempersiapkan produk kami memiliki pasar tujuan ekspor, khususnya ke Eropa,” sambung Kadek Surya.

Baca juga: Mendag: Kakao dan aluminium dominasi ekspor Januari--Agustus 2025

Baca juga: Menteri Transmigrasi lepas ekspor kakao asal Sulbar ke Jepang

Baca juga: LPEI: Desa Devisa Kakao Jembrana libatkan 13 desa dan 609 petani

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |