Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, mendorong kolaborasi pelatihan pengelolaan sampah sebagai upaya memperkuat kesadaran lingkungan dan mendukung pengembangan desa wisata berkelanjutan.
“Kolaborasi pelatihan pengelolaan sampah dilakukan di Desa Watuhadang guna mendorong kawasan wisata tanpa sampah di Sumba Timur,” kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur Yudi Umbu Rawambaku dalam keterangannya di Kupang, Jumat.
Ia menjelaskan pelatihan tersebut merupakan kolaborasi bersama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) dan Baitulmaal Muamalat (BMM) sebagai langkah nyata meningkatkan kualitas kebersihan serta tata kelola sampah masyarakat, khususnya di kawasan yang sedang berkembang menjadi destinasi wisata.
“Kegiatan ini menjadi langkah awal Pariwisata Berbasis Masyarakat (CBT) dan sejalan dengan harapan pengembangan pariwisata di Pulau Sumba, khususnya Sumba Timur, yakni wisata tanpa sampah, narkotika, prostitusi, dan human trafficking. Kita menjunjung tinggi kearifan lokal, budaya, dan tradisi,” katanya.
Pelatihan tersebut mencakup materi pemilahan sampah, pembuatan eco-enzim, kompos organik, pemanfaatan limbah tenun berupa kain perca, serta budidaya magot sebagai solusi pengelolaan sampah organik.
Kegiatan ini turut melibatkan pelatih dari Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, serta Universitas Wira Wacana Kristen Sumba Timur yang memberikan edukasi dan pendampingan teknis kepada masyarakat.
Kepala Desa Watuhadang menyambut baik program tersebut dan menilai materi pelatihan sangat relevan dengan kondisi desa.
“Pengelolaan kain perca dan kompos sangat sesuai karena daerah Watuhadang merupakan lingkungan pertanian dan wisata tenun,” ujarnya.
Menurut dia, keterampilan baru ini akan membantu masyarakat mengurangi limbah sekaligus menciptakan manfaat ekonomi dari sektor pertanian dan kerajinan lokal.
Sementara itu, perwakilan Universitas Wira Wacana Kristen Sumba Timur Melycorianda Hubi Ndapamuri menyatakan kesiapan kampus untuk melakukan pendampingan berkelanjutan.
“Universitas terbuka bagi desa wisata jika ingin ada pendampingan lanjutan, dikarenakan ini merupakan pengabdian kami sebagai dosen terhadap masyarakat di Sumba,” ujarnya.
Pemkab Sumba Timur menyebut pelatihan tersebut turut mendukung pencapaian SDGs, terutama SDGs poin ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDGs poin ke-11 (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan), SDGs poin ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDGs poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), melalui kolaborasi lintas sektor yang mendorong lingkungan bersih, ekonomi masyarakat, dan pariwisata berkelanjutan di Desa Watuhadang.
Pewarta: Yoseph Boli Bataona
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































