Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memanfaatkan penyuluh kesehatan yang ada di 17 kabupaten dan kota guna mengedukasi masyarakat mengenai cara pencegahan kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting).
"Penyuluh kesehatan diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan meningkatkan pemahaman mereka mencegah kasus stunting di lingkungan keluarganya dan pemukimannya," kata Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujan di Palembang, Sabtu.
Baca juga: Penyuluh kesehatan berprestasi dapat hadiah umroh
Menurut dia, angka kasus stunting yang kini berada pada posisi sekitar 15 persen diharapkan bisa ditekan lebih rendah lagi, dengan memanfaatkan penyuluh kesehatan mengedukasi masyarakat.
Dengan diturunkannya tenaga penyuluh kesehatan itu, diharapkan dalam satu atau dua tahun ke depan angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen sesuai target nasional.
Dia menjelaskan hingga saat ini masih cukup banyak ditemukan kasus stunting pada anak terutama di daerah pelosok dalam wilayah Sumsel.
Melihat kondisi tersebut perlu terus ditingkatkan upaya pencegahannya. Untuk mencegah kasus stunting di kabupaten ini, pihaknya berupaya menggalakkan program gemar makan ikan, karena kadar gizi dan protein pada ikan cukup tinggi serta harganya terjangkau.
Baca juga: Mendukbangga instruksikan penyuluh ajak warga datang ke puskesmas
Baca juga: Pemkab Natuna butuh tambahan tenaga penyuluh kesehatan tekan stunting
Masyarakat di provinsi ini akan terus didorong untuk gemar mengonsumsi ikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi dan protein sehari-hari.
"Dengan banyak mengonsumsi ikan, selain dapat mengatasi masalah stunting dan gangguan kesehatan lainnya, juga diharapkan dapat meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) yang pada November 2025 mencapai 74,76 persen," kata Wagub Cik Ujang.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































