Tokyo (ANTARA) - Ketua partai oposisi utama Jepang, Yoshihiko Noda, Minggu, meminta Perdana Menteri Sanae Takaichi mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan dengan China, setelah pernyataannya di parlemen terkait kemungkinan darurat Taiwan memicu ketegangan baru dalam hubungan kedua negara.
Noda dari Partai Demokrat Konstitusional Jepang mengatakan kepada wartawan di Prefektur Tottori bahwa ketegangan tersebut berawal dari pernyataan berlebihan perdana menteri.
Noda menilai adalah penting bagi Takaichi untuk terus menjelaskan maksud sebenarnya terkait pernyataan tersebut serta sikap resmi Jepang.
Sebelumnya pada 2012, ketika Noda menjabat sebagai perdana menteri, hubungan China-Jepang memburuk drastis setelah pemerintahnya menempatkan Kepulauan Senkaku, yang diklaim Beijing, di bawah kendali negara.
Langkah itu memicu gelombang protes anti-Jepang di berbagai wilayah China.
Noda menekankan bahwa hubungan strategis yang saling menguntungkan setidaknya harus memungkinkan adanya dialog.
Menurut dia, kesalahpahaman tersebut perlu diselesaikan melalui komunikasi di berbagai tingkat, tidak hanya antar-pemimpin negara.
Pada awal bulan ini, Takaichi yang dikenal memiliki pandangan keras dalam isu keamanan nasional, menyatakan bahwa serangan militer China terhadap Taiwan dapat dianggap sebagai situasi yang mengancam kelangsungan hidup Jepang.
Pernyataan tersebut membuka kemungkinan Jepang menggunakan hak bela diri kolektif.
Komentar itu ditafsirkan sebagai sinyal bahwa pemerintah dapat memberi wewenang kepada Pasukan Bela Diri Jepang untuk bertindak mendukung Amerika Serikat, sekutu keamanannya, jika China memberlakukan blokade laut terhadap Taiwan atau melakukan bentuk tekanan lain.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, seperti dikutip Kementerian Luar Negeri pada Sabtu (22/11), mengatakan bahwa kekuatan sayap kanan Jepang tidak boleh dibiarkan mengulang sejarah atau menghidupkan kembali militerisme.
Pernyataan itu dipandang sebagai kritik terhadap sikap pro-Taiwan Takaichi.
Wang juga menegaskan komitmen China untuk menunjukkan bahwa prinsip satu-China, yang menyatakan bahwa China daratan dan Taiwan tidak terpisahkan, merupakan konsensus universal komunitas internasional.
Sumber: Kyodo
Baca juga: Beijing respon Jepang yang harap hubungan konstruktif dengan China
Baca juga: Surati Sekjen PBB, China tuntut PM Jepang cabut pernyataan soal Taiwan
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































