Jakarta (ANTARA) - Produsen dan eksportir produk olahan rempah Indonesia, Nekaboga, menyiapkan strategi ekspansi pada tahun 2026 dengan memperkuat penetrasi pasar di dalam negeri sekaligus memperluas jangkauan ekspor.
"Aktivitas ekspor tetap menjadi fokus kami. Tahun depan, kami berencana berpartisipasi lebih aktif dalam pameran internasional sekaligus memperluas penetrasi di pasar domestik,” ujar Sales & Marketing Manager Nekaboga, Laksmi Istikasari, dalam keterangan tertulis, Minggu.
Saat ini Nekaboga menghadirkan rangkaian produk rempah nusantara serta inovasi bumbu bubuk, bumbu pasta, dan sambal khas Indonesia yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri maupun ritel. Perusahaan itu juga menyediakan layanan toll manufacturing, yang memungkinkan kolaborasi pengembangan formulasi serta fasilitas produksi berbasis pesanan, dengan standar industri bersertifikasi.
Menurut Laksmi, dengan inovasi berkelanjutan, penerapan teknologi modern, serta kapasitas produksi bersertifikasi global, Nekaboga mampu menjadi mitra strategis bagi pelaku industri baik di pasar lokal maupun internasional.
Baca juga: Produk olahan rempah Indonesia dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika
Selama lebih dari 35 tahun, kata dia, Nekaboga menjalin kemitraan dengan jaringan petani dari berbagai wilayah Indonesia, mulai dari Lampung dan Bangka hingga sentra rempah di Jawa dan Sulawesi. Semua bahan baku melewati proses quality control ketat dalam ekosistem rantai pasok yang mengedepankan responsible sourcing, efisiensi, dan keberlanjutan.
Keunggulan kompetitif perusahaan diperkuat oleh steam sterilization process, teknologi sterilisasi alami berbasis uap bertekanan tinggi tanpa penggunaan bahan kimia maupun iradiasi. Proses produksi juga didukung oleh digital monitoring system untuk menjaga konsistensi kualitas pada setiap batch.
Selain itu, pengujian mutu dilakukan melalui laboratorium internal berfasilitas modern yang telah tersertifikasi ISO/IEC 17025 dan terakreditasi KAN, memastikan kontrol kualitas secara menyeluruh, terukur, dan terstandarisasi.
Baca juga: Misi dagang sektor rempah bukukan transaksi Rp239,4 miliar di Belanda
Minat internasional dan penguatan pasar lokal
Produk rempah olahan seperti lada hitam, lada putih, kunyit, dan kayu manis yang diproduksi melalui lini bisnis Natura Perisa Aroma (NPA) telah menarik minat buyer dari Timur Tengah dan Afrika.
"Banyak buyer dari berbagai negara melakukan penjajakan serius untuk kerja sama ekspor, terutama untuk komoditas unggulan seperti black pepper, white pepper, turmeric, dan cassia,” tambah Laksmi.
Untuk memperkuat pasar domestik, Nekaboga juga berpartisipasi dalam pameran SIAL Interfood 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, sebagai strategi untuk mendekatkan diri ke pelaku bisnis lokal.
"Kami melihat potensi besar sektor horeca (hotel, restoran, dan katering) serta industri F&B yang terus berkembang. Melalui kehadiran di SIAL Interfood, kami memperkenalkan rangkaian produk terbaru dan membuka peluang kolaborasi bagi pemilik merek yang membutuhkan dukungan formulasi maupun fasilitas produksi,” jelas dia.
Dengan strategi ekspansi yang agresif, inovasi produk, serta penguatan sistem produksi dan kemitraan hulu-hilir, Nekaboga menargetkan posisi lebih kuat sebagai pemain kunci industri rempah Indonesia di pasar global maupun nasional pada 2026.
Baca juga: Hotel bintang lima di Hangzhou sajikan kuliner khas Indonesia
Baca juga: Menangkap peluang hilirisasi rempah Indonesia
Baca juga: KBRI dukung ekspor bumbu, rempah Indonesia masuk supermarket Mesir
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































