Meta berencana memasuki bisnis perdagangan listrik

3 weeks ago 7

Jakarta (ANTARA) - Meta berencana masuk ke bisnis perdagangan listrik guna mempercepat pembangunan pembangkit baru yang dibutuhkan untuk memasok energi ke infrastruktur pusat datanya.

TechCrunch dalam siarannya pada Sabtu (22/11) mengutip laporan Bloomberg yang menyebutkan bahwa Meta dan Microsoft sedang mengajukan permohonan persetujuan federal untuk memperdagangkan listrik.

Menurut Meta, langkah ini akan memungkinkan perusahaan membuat komitmen jangka panjang untuk membeli listrik dari pembangkit baru sekaligus mengurangi risiko dengan kemampuan menjual kembali sebagian daya di pasar energi.

Kepala Energi Global Meta, Urvi Parekh, mengatakan kepada Bloomberg bahwa para pengembang pembangkit listrik "ingin mengetahui bahwa konsumen listrik bersedia terlibat langsung" dalam bisnis tersebut.

"Tanpa Meta mengambil peran lebih aktif dalam menyuarakan kebutuhan untuk meningkatkan jumlah daya yang ada di sistem, prosesnya tidak akan berjalan secepat yang kami harapkan," kata Parekh.

Baca juga: Meta beli pasokan listrik 1 GW dari energi surya untuk pengembangan AI

Perusahaan teknologi membutuhkan tambahan pasokan listrik untuk mendukung upaya peningkatan pusat datanya.

Sebagai gambaran, Bloomberg mencatat bahwa setidaknya tiga pembangkit listrik bertenaga gas baru perlu dibangun untuk mendukung pusat data Meta di Louisiana, Amerika Serikat.

Meta telah menandatangani tiga kesepakatan baru untuk memperoleh pasokan listrik hingga 1 gigawatt dari pembangkit listrik tenaga surya guna memenuhi kebutuhan daya yang meningkat seiring dengan pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Sebelumnya, Meta mengumumkan pembelian 600 megawatt listrik dari pembangkit listrik bertenaga surya berskala besar di dekat Lubbock, Texas, yang ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada 2027.

Baca juga: CEO OpenAI klarifikasi komitmen pendanaan untuk pusat data

Baca juga: Anthropic umumkan proyek pusat data senilai Rp836 kuadriliun di AS

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |