Lombok Barat (ANTARA) - Langkah Masnun (47 tahun) seketika berhenti di bawah pohon cemara laut setinggi sepuluh meter yang berfungsi sebagai pohon peneduh di Pantai Kuranji Dalang, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pasir abu menyelimuti jari-jemari kakinya, menyamarkan benjolan urat yang menjalar hingga ke mata kaki.
Masnun adalah seorang ketua pengelola konservasi penyu dari Kelompok Konservasi Kerabat Penyu Lombok. Ia mendedikasikan hidup untuk menyelamatkan reptil laut purba tersebut dari ancaman kepunahan.
Pantai Kuranji Dalang termasuk salah satu lokasi favorit bagi penyu untuk bertelur. Ketika aktivitas konservasi belum berjalan, banyak penduduk memburu telur penyu di sana untuk dikonsumsi maupun dijual ke pasar-pasar tradisional.
Seiring waktu, kesadaran masyarakat untuk melakukan konservasi mulai terbangun akibat menyadari jumlah penyu menyusut signifikan di alam bebas. Satu per satu warga mulai meninggalkan kebiasaan memburu telur penyu.
Banyak penduduk kini secara sukarela memberikan dan membiarkan telur-telur tersebut menetas di sarang semi alami di wilayah konservasi.
Tantangan konservasi
Masnun menapaki jalan Desa Kuranji Dalang tanpa alas kaki, dia mengenakan sarung dan kaos polo sambil membawa bekas gelas kemasan air mineral. Di dalam kemasan air mineral itu berisi ikan kecil untuk diberikan ke penyu-penyu yang berada di tempat penangkaran.
Setibanya di sana, ikan kecil beku yang ia bawa dari rumah diletakkan pada sebuah wadah berisi air agar mudah mencair. Empat ekor penyu lekang yang ada di dalam penangkaran berenang perlahan ke pinggiran kolam mendekati Masnun.
Ia mulai menggunting satu persatu ikan kecil yang sudah mencair itu agar lebih mudah dimakan oleh penyu-penyu tersebut.
Sambil menyebarkan potongan-potongan ikan, Masnun kemudian mulai memperhatikan satu persatu penyu yang ada di sana. Sorot mata tajamnya berubah teduh saat memberikan makan penyu-penyu tersebut.
Penyu lekang yang sedang memakan ikan dalam penangkaran yang dikelola Kelompok Konservasi Kerabat Penyu Lombok di Desa Kuranji Dalang, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. ANTARA/HO-Naufal MumtazEditor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































