Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan perundingan dan promosi dagang kunci untuk diversifikasi pasar ekspor selain Amerika Serikat (AS).
"Sebagai alternatif dari pasar Amerika Serikat, pemerintah terus berupaya mendorong diversifikasi pasar ekspor melalui percepatan perundingan dagang maupun promosi dagang di berbagai kawasan strategis," ujar Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Pemerintah sudah menyelesaikan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).
Kemudian nanti tanggal 11 Juni 2025, Pemerintah akan menandatangani perjanjian Indonesia dengan Tunisia, lalu ditargetkan pada semester pertama tahun ini proses negosiasi IEU-CEPA dengan Uni Eropa bisa diselesaikan.
"Ini adalah salah satu cara bagaimana kita mencari pasar baru untuk mengatasi perang dagang yang terjadi dengan Amerika Serikat," kata Budi.
Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kemenko Perekonomian Ferry Irawan menilai, diversifikasi pasar ekspor menjadi salah satu solusi yang tengah difokuskan pemerintah dalam menghadapi tarif resiprokal AS yang dikenakan Presiden AS Donald Trump.
Menurutnya, pencarian pasar yang bisa menjadi tujuan ekspor baru perlu dilakukan agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada AS sebagai negara utama tujuan ekspor.
AS saat ini memang menjadi negara kedua tujuan ekspor utama bagi Indonesia setelah China. Pada 2024, total nilai ekspor Indonesia ke AS tercatat mencapai 26,31 miliar dolar AS.
Produk ekspor utama mencakup mesin dan peralatan listrik, pakaian, alas kaki, lemak dan minyak hewani, nabati, dan produk pecahannya.
Untuk mengoptimalisasi pangsa pasar baru, Pemerintah Indonesia juga tengah berfokus memperluas cakupan kerja sama luar negeri dengan beragam skema kerangka kemitraan ekonomi.
Baca juga: Mendag: Asia dan Arab Saudi jadi negara tujuan utama ekspor UMKM
Baca juga: Mendag berharap perundingan I-EU CEPA selesai semester pertama 2025
Baca juga: Indonesia dukung WTO redakan ketegangan perdagangan
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025