UICI dan Komisi Informasi bahas strategi "berdampingan" dengan AI

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) di era keterbukaan informasi, Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dan Komisi Informasi menyelenggarakan webinar membahas strategi menjadikan kecerdasan buatan (AI) efektif saat "hidup berdampingan" dengan manusia.

Anggota Komisi Informasi (KI) Pusat, Samrotunnajah Ismail mengatakan bahwa meskipun AI mampu mengoptimalkan kecepatan pencarian data dan efisiensi layanan publik, manusia perlu memahami cara kerjanya, tahu batasan-batasannya, dan selalu menjadi pengambil keputusan terakhir.

Samrotunnajah, yang membidangi Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi (ASE) KI Pusat, menekankan bahwa pemanfaatan AI yang bijak adalah kunci, "Jika data yang masuk tidak akurat atau disalahgunakan, sistem AI dapat menghasilkan keputusan yang salah dan merugikan masyarakat," ujar dia dikutip dari siaran pers UICI di Jakarta, Selasa.

Baca juga: SIG dukung pemanfaatan AI untuk optimalkan komunikasi media sosial

Webinar yang diikuti oleh 350 peserta tersebut, para pembicara membahas kecakapan manusia dalam mengawasi algoritma AI sebagai poin utama.

Menurut Rektor UICI, Prof. Laode M. Kamaluddin, tantangan kebangkitan nasional kini bergeser dari kebodohan menjadi masalah literasi digital dan defisit talenta digital.

"Indonesia saat ini mengalami defisit sembilan juta talenta digital. Padahal, pada tahun 2045 saat genap 100 tahun kemerdekaan, kita ditargetkan memiliki minimal sembilan juta talenta digital untuk menjadi negara maju,” kata Laode.

Baca juga: GoTo Foundation dukung produktivitas petani kopi lewat IoT dan AI

Lebih dari 120 negara telah mengintegrasikan AI dalam sistem pendidikan mereka. Kepala Program Studi Komunikasi Digital UICI, Arrum Dara Efda, menyebutkan AI saat ini sudah menjadi "transformasi paradigma", bukan hanya teknologi,

Dia menekankan ada tantangan seperti kesenjangan digital, bias algoritma, dan risiko pelanggaran hak cipta dalam transformasi paradigma itu.

Karena itu, penguasaan teknologi dan cara pemanfaatan AI yang optimal menjadi penting untuk dibekalkan kepada generasi muda.

Baca juga: BRIN kaji penerapan AI untuk tingkatkan sensitivitas diagnosis malaria

AI Strategist dan Executive Director Futurescale Digital Indonesia, Eric Siddhartha, mengatakan ada tiga "pekerjaan rumah" besar Indonesia dalam mengembangkan AI, yaitu regulasi, infrastruktur, dan pengembangan talenta.

Selain itu, manfaat AI yang dirasakan masyarakat dapat dilihat sebagai peluang memunculkan AI strategist sebagai lapangan kerja baru yang dapat memastikan AI tetap menjadi alat yang melayani, bukan mengendalikan manusia.

Baca juga: Pemanfaatan teknologi jadi jembatan layanan keuangan inklusif

Baca juga: IOH manfaatkan AI untuk dukung pertumbuhan bisnis

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |