Jakarta (ANTARA) - Wilayah Jakarta menjadi salah satu dari tiga lokus prioritas Program Ingatan Kolektif Nasional (IKON) yang bertujuan untuk melestarikan warisan dokumenter dengan nilai signifikan bagi sejarah dan identitas bangsa Indonesia.
"Pemilihan daerah-daerah ini tidak dilakukan secara asal melainkan berdasarkan rekomendasi dewan pakar yang mempertimbangkan beberapa hal penting," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional, Yeri Nurita.
Yeni Nurita dalam kegiatan "Penggalian Potensi Naskah Kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional" di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa dua provinsi lainnya, yaitu Provinsi Lampung dan Jawa Timur.
Adapun beberapa pertimbangan pemilihan Jakarta sebagai lokus dalam program yang diinisiasi oleh Perpustakaan Nasional ini antara lain memiliki warisan tradisi pernaskahan dan potensinya secara nasional.
Baca juga: Jam operasional Perpusnas direvisi, kunjungan hari Minggu tetap dibuka
Lalu, tersedianya ekosistem pernaskahan ditandai dengan adanya komunitas maupun akademisi yang menggeluti naskah setempat dan adanya dukungan nyata dari para pemangku kepentingan daerah khususnya dinas perusahaan maupun dinas-dinas terkait lainnya.
Dalam konteks ini, pihaknya sangat berharap DKI Jakarta dapat selaras dan bersinergi dengan program pernaskahan nasional. "Jakarta meski dikenal sebagai kota metropolitan modern namun tetap menyimpan warisan pernaskahan yang luar biasa," katanya.
Di antara warisan dokumenter yang dimiliki DKI Jakarta, naskah-naskah Pecenongan merupakan salah satunya. Dokumen ini merupakan warisan dari tokoh Muhammad Bakir dari abad ke 19 hingga 20.
Yeri mengatakan, naskah-naskah ini merupakan saksi bisu dinamika budaya dan keilmuan di Batavia pada masa lalu yang sangat layak untuk diagungkan hingga ke tingkat nasional.
Baca juga: Pemkot Jakpus tingkatkan minat baca anak lewat wisata literasi
Dia mengajak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta serta seluruh pihak baik dari lembaga pendidikan, komunitas massa dan media untuk berkolaborasi menjadikan warisan dokumenter dari masa lalu tersebut dapat terkontekstualisasi dan tetap relevan bagi generasi saat ini dan yang akan datang.
Yeri menambahkan, saat ini ada tiga fokus utama yang menjadi arah pembangunan literasi dan fokus nasional. Yaitu peningkatan budaya baca dan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah nusantara dan standardisasi dan pembinaan perpustakaan.
Terkait program pengarusutamaan naskah nusantara, Perpustakaan Nasional berupaya mengangkat kembali kekayaan intelektual bangsa yang tersimpan dalam ribuan naskah kuno di seluruh nusantara sebagai bagian tak terpisahkan dari peningkatan ingatan kolektif nasional.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025