DEN perkuat kemitraan RI-China dengan prinsip "mutual trust"

4 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hubungan bilateral Indonesia-China diperkuat dengan prinsip mutual trust atau saling percaya.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Luhut mengutip pepatah China yang mencerminkan prinsip mutual trust sebagai landasan utama dalam membangun kemitraan yang lebih kuat dan berkelanjutan antara kedua negara.

"Kepercayaan dan saling pengertian adalah pilar yang mendasari kemitraan kita," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dengan kerja sama yang erat dan berbasis pada mutual trust, lanjut Luhut, Indonesia dan China bisa memperkokoh hubungan serta membuka lebih banyak peluang bagi kedua negara untuk berkembang bersama di masa depan.

Baca juga: DEN: Infrastruktur digital bantu hemat dana perlinsos Rp17 triliun

Luhut juga menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto dan memperkenalkan delegasi Indonesia yang terdiri atas pejabat tinggi lintas kementerian dan sektor strategis.

Pertemuan ini menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk memperkuat comprehensive strategic partnership serta semangat community with a shared future.

Sejumlah proyek strategis dibahas dalam pertemuan ini, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Two Countries Twin Parks, Kawasan Industri Hijau Kaltara, dan Great Giant Sea Wall.

Kerja sama bilateral juga diperluas ke sektor-sektor penting lainnya, seperti pangan, kesehatan, bioteknologi, serta pendidikan dan riset.

Berbagai inisiatif dalam bidang ini termasuk beasiswa, laboratorium bersama, dan pelatihan digitalisasi, yang diharapkan dapat memperdalam hubungan kedua negara dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Menyongsong momentum 75 tahun hubungan diplomatik RI-China dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika, Luhut berharap fondasi saling percaya dan semangat persahabatan yang telah terbangun akan terus memperkuat kemitraan kedua negara.

"Kami tidak hanya membangun kemitraan strategis, tetapi juga menenun masa depan yang inklusif, adil, dan bermakna bagi komunitas global," tutur Luhut.

Baca juga: DEN pelajari dampak perang tarif AS ke industri padat karya

Baca juga: Luhut: Perlambatan ekonomi lumrah terjadi di masa transisi

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |