Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak berbagai industri untuk berkolaborasi dalam mengembangkan inovasi dan produk mengingat rentang kepakaran yang dimiliki oleh lembaga tersebut.
"Dengan berbagai rentang keilmuan yang cukup luas, kami dengan gembira membuka pintu peluang kolaborasi dengan siapapun, termasuk dengan bapak dan ibu yang berasal dari dunia industri," kata Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian dalam acara peluncuran Program SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2025 di Jakarta pada Rabu.
Dia menyampaikan BRIN memiliki 85 pusat riset mencakup berbagai isu yang sangat luas. Dia memberikan contoh, termasuk riset terkait nuklir, akselerator, biologi, dan mikrobiologi terapan, yang dapat digunakan untuk invasi dan bisnis yang berkelanjutan.
Tidak hanya itu, BRIN juga memiliki riset terkait keilmuan termasuk pendidikan, arkeologi, bahasa, agama dan kepercayaan. Kolaborasi tersebut juga dapat dilakukan di fasilitas yang dimiliki oleh BRIN.
Baca juga: Ilham Habibie: Perkuat sinergi riset-industri untuk Indonesia Maju
Dengan kerja sama tersebut, kata dia, BRIN dapat mendukung dan mengembangkan kualitas profesional dan inovator yang berada di sektor industri.
"Silahkan nanti bisa dilakukan penjajakan untuk misalnya joint research atau misalnya kita melakukan co-development untuk produk-produk yang sudah bisa dikembangkan atau juga kerja sama-kerja sama lain," tuturnya.
Dalam kerja sama tersebut, BRIN juga dapat memberikan super tax deduction atau intensif pajak kepada pelaku usaha yang memang mendorong penelitian dan inovasi untuk proses penciptaan produk. Langkah itu dilakukan mengingat mandat BRIN untuk mendorong hasil riset yang dapat dikomersialkan.
Baca juga: BRIN siap memfasilitasi riset perguruan tinggi dan industri
Baca juga: BRIN optimistis bisa perkuat industri dirgantara RI lewat Space 2045
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025