Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Israel pada Selasa (20/5) mengatakan, tidak akan menghentikan kampanye militer barunya di Jalur Gaza meski adanya tekanan dari Inggris, Prancis, dan Kanada.
"Israel akan terus mempertahankan diri dengan cara-cara yang adil sampai kemenangan total tercapai," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya.
Pernyataan Netanyahu itu disampaikan ketika Inggris, Prancis, dan Kanada, tiga sekutu Israel, pada Senin (19/5) mengeluarkan pernyataan bersama yang jarang terjadi. Dalam pernyataan tersebut, ketiga negara itu mendesak Israel untuk menghentikan kampanye militer barunya di Gaza, yang bertajuk Gideon's Chariots, yang diluncurkan pada akhir pekan lalu.
Menurut Israel, kampanye militer itu bertujuan untuk merebut bagian-bagian penting dari Gaza, mendorong sebagian besar penduduk Gaza ke arah selatan, dan melanjutkan distribusi bantuan kemanusiaan di bawah pengawasan Israel yang lebih ketat.
"Jika Israel tidak menghentikan serangan militer yang baru dan mencabut pembatasannya terhadap bantuan kemanusiaan, kami akan mengambil tindakan konkret lebih lanjut sebagai tanggapan," demikian bunyi pernyataan bersama itu.
Sementara itu, menanggapi pengumuman Inggris untuk menghentikan sementara pembicaraan perdagangan bebas dengan Israel pada Selasa itu karena eskalasi militer dan blokade di Gaza yang sedang berlangsung, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, mengatakan di platform media sosial X bahwa keputusan Inggris "disesalkan."
Ia menegaskan, "tekanan eksternal tidak akan mengalihkan Israel dari jalurnya dalam mempertahankan eksistensi dan keamanannya melawan musuh yang berusaha menghancurkannya."
Israel menghentikan masuknya barang dan pasokan ke Gaza pada 2 Maret, setelah berakhirnya tahap pertama perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Israel melanjutkan serangan ke Gaza pada 18 Maret, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 3.300 orang dan melukai lebih dari 9.350 lainnya, menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza.
Pada Minggu (18/5), Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan mengizinkan masuknya sejumlah bantuan dengan kuantitas yang "minimal dan standar" ke Gaza untuk mencegah "gambaran kelaparan massal." Pada Senin, lima truk bantuan PBB memasuki Gaza melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom, Israel, setelah menjalani pemeriksaan keamanan.
Sebelumnya pada Selasa, militer Israel mengatakan bahwa mereka "memasuki tahap baru (operasi), yang berbeda dalam segi ukuran dan kekuatan," untuk mencapai tujuannya yaitu memulangkan para sandera dan mengalahkan Hamas.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2025