Jakarta (ANTARA) - Pusat Energi ASEAN (ACE) secara resmi meluncurkan implementasi program Efisiensi Energi pada Bangunan di ASEAN (PEEB ASEAN) melalui pertemuan awal yang diadakan di Selangor, Malaysia, pada 19 Mei 2025.
Berdasarkan keterangan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta yang diperoleh pada Rabu, disebutkan bahwa program yang didanai oleh Prancis melalui Agence Française de Développement (AFD) itu berfungsi sebagai inisiatif selama 4 tahun guna mendukung transisi ASEAN untuk mewujudkan bangunan yang lebih hemat energi, tahan iklim, dan berkelanjutan bagi lingkungan.
Pertemuan tersebut mempertemukan sekitar 15 peserta, baik secara langsung maupun daring, termasuk perwakilan dari 9 Negara Anggota ASEAN (AMS), Jaringan Sub-Sektor Konservasi & Efisiensi Energi ASEAN (EE&C-SSN), Kelompok Kerja EE&C-SSN untuk Bangunan, Sekretariat ASEAN (ASEC), serta Organisasi Internasional dan Mitra Dialog (DP) yang diundang.
Mereka membahas tujuan program, strategi implementasi, kerangka kerja, dan rencana kerja ke depan. Program tersebut secara resmi ditetapkan dengan penandatanganan hibah pada 10 Juni 2024 dan kegiatan lainnya dijadwalkan berlangsung hingga 30 Juni 2028.
Dalam keterangan itu disebutkan bahwa pada 2020, sektor bangunan di ASEAN menyumbang 23 persen dari total konsumsi energi final dan 23 persen emisi CO₂ terkait energi.
Tanpa intervensi yang terarah, konsumsi energi bangunan diproyeksikan akan tumbuh 90 persen pada 2050. Oleh karena itu, program PEEB ASEAN dikembangkan untuk mengatasi tantangan mendesak dari meningkatnya konsumsi energi bangunan di ASEAN di tengah upaya memenuhi target energi regional.
Program tersebut juga merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk mengurangi intensitas energi sebesar 32 persen pada 2025, sebuah target yang digariskan dalam cetak biru regional ASEAN dalam Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) Fase II periode 2016-2025.
Manajer Senior Rencana Aksi ASEAN untuk Kerja Sama Energi (APAEC) dan Departemen Kemitraan Strategis di ACE Beni Suryadi menyatakan antusiasmenya terhadap dimulainya program itu, dan menggarisbawahi pentingnya menjadikan sektor bangunan ASEAN lebih hemat energi.
Ia mencatat bahwa PEEB ASEAN menandai tonggak penting dalam perjalanan ASEAN menuju masa depan yang lebih hemat energi dan tangguh terhadap iklim.
"Dengan pertemuan awal ini, kami meletakkan dasar bagi kegiatan program di masa mendatang dan tindakan yang ditargetkan dalam mengurangi emisi dari sektor bangunan ASEAN," katanya.
Karena siklus APAEC berikutnya sedang dikembangkan, program tersebut selanjutnya menetapkan preseden yang kuat untuk mengintegrasikan efisiensi energi dalam bangunan sebagai prioritas strategis, kata dia lebih lanjut.
"Selain itu, Pemerintah Pusat mengucapkan terima kasih kepada AFD atas kolaborasi ini dan komitmen bersama untuk memajukan lanskap energi di kawasan ini," imbuhnya.
Sementara itu, Manajer Program PEEB AFD Guillaume Monceaux menyoroti pentingnya pertemuan awal tersebut dengan menyatakan, bahwa pertemuan awal tersebut merupakan langkah awal yang penting dalam mewujudkan komitmen bersama untuk mentransformasi sektor bangunan ASEAN.
"Kami menyadari bahwa mengurangi emisi dan memenuhi target energi regional merupakan prioritas utama, oleh karena itu berinvestasi pada bangunan hemat energi menghadirkan peluang untuk memajukan perjalanan ASEAN menuju keberlanjutan, ketahanan, dan pertumbuhan yang inklusif," katanya.
Seiring berjalannya program, PEEB ASEAN diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya regional ASEAN dalam mencapai lanskap energi yang lebih berkelanjutan dan tangguh melalui penguatan kerangka kebijakan, penyebaran pengetahuan, dan dukungan terhadap negara anggota ASEAN dalam mengubah sektor bangunan di kawasan agar menjadi lebih hemat energi.
Baca juga: RI perkuat transisi energi dan ekonomi hijau lewat kolaborasi AZEC
Pewarta: Katriana
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025