Purbaya: Uji coba TradeAI tambah penerimaan negara Rp1,2 miliar

1 day ago 3
Sampai sekarang, kami pakai sumber daya yang ada, hardware dan software yang ada. Paling saya bayar gaji yang biasa. Tapi ke depan, untuk mengembangkan lebih dalam lagi, kami perlu investasi sekitar Rp45 miliar,

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, uji coba terhadap aplikasi sistem akal imitasi (AI) TradeAI menghasilkan tambahan penerimaan negara sebesar Rp1,2 miliar.

Purbaya menjelaskan, uji coba tersebut dilakukan terhadap 145 Pemberitahuan Impor Barang (PIB).

“Dicek di lapangan, kita dapat Rp1,2 miliar tambahan. Jadi lumayan. Saya pikir masih terlalu kecil, tapi nggak apa-apa. Paling nggak, first run sudah menghasilkan pendapatan yang seperti itu. Jadi, proyek ini akan membantu saya ke depan,” ujarnya dalam konferensi pers di Tanjung Priok, Jakarta, Jumat.

Pengembangan TradeAI sejauh ini hanya mengandalkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) internal, sehingga Purbaya tidak menggelontorkan investasi baru.

Baca juga: CIPS: Neraca komoditas integrasikan data, tapi tak jawab kendala lama

Namun untuk pengembangan ke depan, dia mengaku membutuhkan dana investasi sekitar Rp45 miliar.

“Sampai sekarang, kami pakai sumber daya yang ada, hardware dan software yang ada. Paling saya bayar gaji yang biasa. Tapi ke depan, untuk mengembangkan lebih dalam lagi, kami perlu investasi sekitar Rp45 miliar,” ujarnya.

Purbaya mengakui teknologi ini tidak akan memiliki tingkat akurasi yang sempurna. Namun, kata dia, AI ini akan terus belajar dari jejak historis data yang diunggah ke dalam teknologi.

Menkeu pun akan terus memantau kinerja TradeAI untuk memitigasi potensi eror data yang dihasilkan.

Baca juga: Purbaya resmikan teknologi baru guna awasi kepabeanan di Tanjung Priok

“Paling nggak, perkiraan awal selisihnya berapa. Nanti ketika realisasinya berubah terlalu banyak dari itu, saya bisa langsung cek orang yang memverifikasi, dia kerja benar atau AI-nya yang salah. Jadi ke depan itu arahnya,” tutur dia.

Purbaya optimistis TradeAI dapat mencetak tingkat akurasi mendekati 100 persen pada tahun depan.

TradeAI dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan untuk meningkatkan ketepatan analisis impor. Teknologi ini dirancang untuk pendeteksian dini praktik under-invoicing, over-invoicing, dan potensi pencucian uang berbasis perdagangan, yang berpotensi menggerus penerimaan negara.

Baca juga: CIMB Niaga minta pemerintah kaji ulang revisi aturan DHE SDA

Teknologi nantinya akan dikembangkan dengan fitur analisis nilai pabean, klasifikasi barang, verifikasi dokumen serta diintegrasikan dengan sistem CEISA 4.0.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |