Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan harus bisa segera diwujudkan.
Dia mengatakan upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan harus mendapat dukungan semua pihak demi mewujudkan ruang aman bagi generasi penerus bangsa.
"Tantangan meningkatnya ancaman tindak kekerasan harus diimbangi dengan kecepatan kita mengantisipasinya dengan segera mewujudkan ruang aman bagi setiap anak bangsa," kata Lestari di Jakarta, Rabu.
Dia menyampaikan bahwa Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan selama Januari–Desember 2025 dengan total 60 kasus.
Jumlah tersebut, kata dia, naik signifikan dari tahun 2024 yang hanya 36 kasus dan tahun 2023 yang hanya 15 kasus saja.
Menurut dia, tantangan berupa peningkatan kasus kekerasan di lingkungan pendidikan memerlukan pendekatan yang komprehensif. Bukan hanya kesiapan para tenaga pendidik, menurut dia, keluarga juga harus disiapkan dalam membentuk karakter anak.
Selain itu, Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan bahwa kesiapan masyarakat dan media massa yang merupakan elemen penting dalam pembentukan karakter anak, juga harus direalisasikan.
Dia pun berharap, semua langkah percepatan pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, demi mewujudkan ekosistem pendidikan yang aman dan lebih baik bagi generasi penerus bangsa.
Baca juga: MPR: Kekerasan pada perempuan langgar nilai kehidupan dan Pancasila
Baca juga: Wakil Ketua MPR ajak bangun solidaritas nasional hadapi bencana alam
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































