Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menekankan bahwa kredibilitas ASEAN bergantung pada kemampuannya menjaga perdamaian kawasan di tengah ketegangan geopolitik dan fragmentasi ekonomi global.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Sugiono saat menghadiri Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers’ Meeting/AMM) yang diselenggarakan sebelum rangkaian KTT ke-46 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu.
“Kredibilitas ASEAN akan bergantung pada kemampuannya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan,” katanya melalui pernyataan pers Kementerian Luar Negeri di Jakarta.
Dalam pertemuan, Menlu Sugiono menggarisbawahi pentingnya pembaruan komitmen ASEAN terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC) yang menjadi fondasi dasar bagi arsitektur perdamaian di kawasan.
Menlu Sugiono mendorong ASEAN dapat mengambil langkah-langkah substantif, bukan hanya yang bersifat prosedural, khususnya menjelang peringatan 50 tahun TAC tahun depan.
Mengenai hubungan ASEAN dengan mitra ASEAN, Menlu Sugiono juga menegaskan pentingnya menjaga relevansi dan sentralitas ASEAN di tengah berbagai inisiatif kemitraan eksternal.
Karena itu, Indonesia mendorong diadopsinya dokumen ASEAN Decision on Enhancing Relations with External Partners yang akan menjadi panduan dalam memperkuat hubungan eksternal ASEAN dengan para mitranya.
“ASEAN memerlukan kemitraan yang terfokus, dan tetap mengikuti pada koridor ASEAN-led,” tambahnya.
Terkait pembahasan keanggotaan penuh Timor-Leste, Menlu Sugiono kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap adopsi pedoman aksesi instrumen hukum ASEAN oleh Timor-Leste.
“Timor-Leste telah menunjukkan kemajuan nyata. Proses ini harus bersifat praktis, mendukung, dan mempercepat integrasi, bukan menghambatnya,” ujarnya.
Menlu juga menyerukan solidaritas dan bantuan teknis berkelanjutan dari seluruh negara anggota ASEAN guna mendukung perjalanan Timor-Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN.
Terkait isu Myanmar, Sugiono kembali menyampaikan bahwa krisis di Myanmar telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas di kawasan. Oleh karena itu, dirinya mendorong dilakukannya langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan dan menciptakan kondisi untuk dialog inklusif.
“Karena harga dari tidak melakukan apa-apa sangat tinggi. Kita harus bersatu untuk membantu Myanmar dalam menciptakan perdamaian, yang Myanmar-led dan Myanmar-owned”, tutur dia.
Pertemuan AMM kali ini dihadiri oleh para Menlu ASEAN, Timor Leste dan Sekjen ASEAN. Delegasi Myanmar diwakili non-political representative.
Pada pertemuan ini, telah diadopsi Guidelines to Facilitate Timor-Leste’s Accession to ASEAN Legal Instruments under the ASEAN Foreign Ministers’ Meeting, serta Addendum to the SEANWFZ Treaty (Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara).
Baca juga: Menlu Sugiono tegaskan krisis Myanmar harus tuntas secara damai
Baca juga: Jelang KTT, ASEAN bahas isu krisis Myanmar hingga status Timor Leste
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025