Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengajak para pengunjung dan pendaki untuk senantiasa menerapkan “zero waste” secara serius dan berkelanjutan di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Sekarang kita sedang menerapkan secara serius (gerakan) Rinjani Zero Waste. Yang akan dilakukan (pengunjung) adalah semua barang yang akan dibawa ke atas dihitung, semua ada formulirnya, dihitung barang apa aja yang akan dibawa,” ujar Menhut Raja Antoni dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut, ia mengatakan nantinya barang bawaan para pendaki akan diperiksa dan didata.
“Misalnya kopi, kopinya berapa sachet, lebih ketat lagi nanti dimasukkan ke dalam kontainer, jadi tidak lagi membawa plastiknya ke atas. Nanti dicatat berapa container yang dibawa ke atas. Nanti ketika turun akan dihitung ulang, apakah masih ada sampah yang masih tertinggal di atas,” ujar Raja Antoni.
Menhut juga mengatakan pendaki yang tidak membawa turun sampah yang dibawa saat mendaki akan dikenakan sanksi blacklist selama lima tahun.
Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat yang akan mendaki Gunung Rinjani agar melakukan persiapan yang baik.
“Dengan segala regulasinya ada denda dan sebagainya, sanksi blacklist lima tahun. Sehingga, lebih baik kalau memang dari daerah (luar Rinjani) seperti dari Jakarta, Surabaya, dari mana pun, (barangnya) sudah dikemas, supaya tidak terjadi kemacetan penghitungan,” ujar Menhut.
Ia berharap dengan penerapan zero waste ini, Gunung Rinjani tidak hanya dikenal dengan keindahannya, tapi juga kebersihan.
“Dengan begini Rinjani kita tidak hanya cantik juga terkenal dengan kebersihannya. Beberapa sampah yang tidak bisa ditinggalkan (seperti tutup botol), diolah menjadi gantungan kunci,” ujarnya.
Baca juga: Kembali dibuka, Menhut ingatkan pendaki Rinjani jaga keindahan alam
Baca juga: Pemerintah batasi kuota pendaki demi keseimbangan ekologis
Baca juga: Kemenhut promosikan keindahan gunung Indonesia lewat "Aku dan Rinjani"
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025