Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pemberitaan mendapatkan perhatian dari pembaca mulai dari laporan dari Konferensi Iklim PBB ke-30 (COP30) Brasil di mana Indonesia masih belum sejalan dengan Belèm Gender Action Plan yang diadopsi.
Selain itu, terdapat imbauan Dewan Masjid Indonesia (DMI) bahwa masjid menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, ulama NU dijadwalkan bertemu membahas polemik internal serta DPR desak penindakan jasa nikah siri di media sosial.
Berikut sejumlah berita humaniora kemarin yang masih menarik disimak hari ini:
COP30, Indonesia belum sejalan data terpilah Belem Gender Action Plan
Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia masih belum sejalan dengan sejumlah prinsip dalam Belèm Gender Action Plan yang diadopsi, seperti data terpilah berdasarkan gender dan usia.
Baca lengkap beritanya di sini
Jusuf Kalla: Masjid harus memakmurkan dan dimakmurkan masyarakat
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan masyarakat sehingga masjid harus memakmurkan dan dimakmurkan masyarakat.
Baca lengkap beritanya di sini
Para ulama dijadwalkan bertemu di Pesantren Lirboyo bahas polemik PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan para ulama dijadwalkan bertemu di Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, untuk membahas polemik yang sedang terjadi di dalam internal organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Baca lengkap beritanya di sini
DPR desak pemerintah tindak jasa nikah siri ditawarkan lewat TikTok
Anggota Komisi VIII DPR Selly Andriany Gantina mendorong Kementerian Agama (Kemenag), ormas Islam, hingga aparat kepolisian, menindak praktik jasa nikah siri yang beredar di TikTok.
Baca lengkap beritanya di sini
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
