Padang (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), melaporkan akses jalan Padang-Bukittinggi terputus imbas tanah longsor di daerah Lembah Anai pada Kamis dini hari.
"Terdapat dua titik longsor di jalur Lembah Anai masing-masing di pendakian Singgalang Kariang dan pemandian Mega Mendung," kata Kasat Lantas Polres Padang Panjang AKP Pifzen Finot di Padang Panjang, Kamis.
Selain tanah longsor, lanjutnya, juga terdapat pohon tumbang di dua lokasi berbeda. Peristiwa pertama terjadi sekitar pukul 03.00 WIB di kawasan pendakian Singgalang Kariang, dimana material longsor berupa timbunan tanah dan batang pohon menutup seluruh badan jalan, sehingga kendaraan dari kedua arah tidak dapat dilalui.
Beberapa jam kemudian peristiwa serupa kembali terjadi sekitar pukul 06.00 WIB di kawasan pemandian Mega Mendung, Jalan Raya Kota Padang-Kota Bukittinggi. Imbas dua kejadian tersebut mobilitas warga dan logistik terhenti.
Baca juga: Akses jalan Kabupaten Solok -Solok Selatan kembali tertutup longsor
"Penutupan terjadi di dua titik yang jaraknya berdekatan sehingga akses penghubung antarkota ini tidak dapat difungsikan sementara waktu," ujar dia.
Pascakejadian petugas gabungan dari kepolisian dan instansi terkait telah bersiaga di lokasi kejadian bencana untuk melakukan pembersihan material longsor, dan mengevakuasi pohon tumbang.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif hingga proses normalisasi jalur selesai," ucapnya.
Baca juga: Cuaca ekstrem, Padang Pariaman dilanda banjir hingga pohon tumbang
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman Provinsi Sumbar telah mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di provinsi itu yang diperkirakan masih dapat terjadi hingga 29 November 2025.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan mengatakan peringatan cuaca ekstrem tersebut sehubungan dengan adanya bibit siklon tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di wilayah Selat Malaka sebelah timur perairan Aceh.
Kondisi tersebut, kata dia, memicu pola pertemuan arus angin atau massa udara di Sumbar serta Indeks Ocean Dipole (IOD) bernilai negatif sehingga meningkatkan suplai uap air dan kelembapan yang menyebabkan kondisi atmosfer labil.
Baca juga: BMKG ingatkan potensi cuaca ekstrem di Sumbar hingga 29 November
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































