Iran sebut sejumlah pihak abaikan diplomasi terkait isu nuklir

3 hours ago 4

Teheran (ANTARA) - Iran menghadapi pihak-pihak terkait isu nuklirnya yang tidak menunjukkan rasa hormat terhadap negosiasi dan diplomasi, demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei pada Minggu (14/12).

Baghaei menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers mingguan di Teheran ketika menanggapi sebuah pertanyaan tentang kemungkinan melanjutkan pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) di tengah ancaman terus menerus dari Israel untuk menyerang Iran.

"Iran telah membuktikan kekuatannya di berbagai bidang dengan sangat baik, dan diplomasi merupakan salah satu alat kami untuk melindungi kepentingan nasional kami," ujarnya, seraya menambahkan bahwa Teheran akan menerapkan diplomasi kapan pun diperlukan dan ketika kondisinya tepat.

Ia melanjutkan "Namun, kami dihadapkan pada pihak-pihak yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai negosiasi dan diplomasi. Iran telah membuat angkatan bersenjatanya sepenuhnya siap untuk menghadapi peristiwa apapun dan aksi apapun."

Baghaei mengatakan bahwa pihak-pihak lain sepenuhnya menyadari kemampuan dan kapasitas Iran dan tidak memiliki ambiguitas dalam hal ini.

Sebelumnya pada tahun ini, Iran dan AS telah mengadakan lima putaran perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman mengenai program nuklir Teheran, dan akan mengadakan putaran keenam ketika Israel melancarkan serangan udara mendadak besar-besaran ke sejumlah daerah di Iran pada 13 Juni, termasuk serangan ke situs-situs nuklir dan militer, yang menewaskan para komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Pada 22 Juni, pasukan AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Menyusul serangan-serangan tersebut, Iran menangguhkan kerja samanya dengan Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) di bawah undang-undang parlemen pada akhir Juni, dengan alasan kegagalan badan tersebut dalam mengecam serangan-serangan Israel dan AS serta kekhawatiran akan keamanan fasilitas-fasilitas nuklir dan para ilmuwannya.

Sejak saat itu, IAEA terus menyerukan kepada Iran untuk mengizinkan para pengawasnya kembali ke Iran dan melanjutkan inspeksi di fasilitas-fasilitas nuklir, termasuk fasilitas nuklir yang telah dibom, sebuah permintaan yang baru-baru ini diperbarui oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Argentina.

Menanggapi hal tersebut, Baghaei mengatakan bahwa Grossi telah berulang kali membuat pernyataan serupa, yang tidak akan mengubah kenyataan yang ada.

Iran, sebut Baghaei, tetap menjadi pihak dalam Perjanjian Nonproliferasi Nuklir dan telah membuktikan komitmennya terhadap perjanjian perlindungan dengan IAEA serta sepenuhnya menyadari kewajibannya, mendesak kepala IAEA untuk mematuhi mandat teknisnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |