Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI mencatat Jakarta mengalami inflasi tahunan Jakarta sebesar 2,67 persen pada November 2025 dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,11.
"Kalau kita lihat tren, di Desember-Desember sebelumnya juga ada inflasi, mudah-mudahan tetap terjaga di target 2,5 plus minus 1 untuk inflasi tahun 2025," ujar Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin dalam kegiatan Rilis Berita Statistik BPS DKI Jakarta, di Jakarta, Senin.
Inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Kelompok penyumbang utamanya adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,84 persen
Kelompok penyumbang lainnya, makanan, minuman, dan tembakau (0,77 persen), serta kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,67 persen).
Selain itu, adapula kelompok pendidikan (0,15 persen), kelompok kesehatan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang masing-masing menyumbang andil sebesar 0,09 persen.
Baca juga: Inflasi tahunan Jakarta pada September 2025 lebih terkendali
Baca juga: Jakarta alami inflasi 0,27 persen pada November 2025
Lalu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,04 persen); kelompok pakaian dan alas kaki (0,03 persen) dan kelompok transportasi serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
"Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi secara tahunan pada November 2025, kecuali kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan, memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah komoditas telepon seluler," ujar Hasanudin.
Terkait komoditas utama yang memberikan andil inflasi tahunan yakni emas perhiasan sebesar 0,73 persen, tarif air minum PAM (0,63 persen), cabai merah (0,17 persen), daging ayam ras (0,10 persen), dan beras (0,09 persen).
Sementara itu, secara bulanan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,27 persen pada November 2025 terhadap Oktober 2025, dengan komoditas yang memberikan andil tertinggi yakni emas perhiasan (0,16 persen).
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































