Hari Museum, Wakil Ketua MPR ajak masyarakat perjuangkan UU kebudayaan

5 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, dalam momentum Hari Museum Internasional yang diperingati setiap tanggal 18 Mei, mengajak masyarakat untuk memperjuangkan undang-undang tentang kebudayaan.

Ibas menyampaikan hal itu saat menghadiri forum audiensi Meniti Warisan, Merajut Masa Depan: Museum sebagai Penjaga Peradaban di Museum Rudana, Ubud, Bali, Minggu, dalam rangka memperingati Hari Museum Internasional 2025.

“Tolong Bali, sama-sama kita berjuang undang-undang kebudayaan, apakah itu omnibus law, apakah itu undang-undang seni budaya dan galeri, benar-benar memberikan pemanfaatan dan keuntungan kepada semua stakeholder yang ada di Indonesia,” kata Ibas, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta.

Menurut Ibas, pembentukan suatu aturan perundang-undangan harus melibatkan seluruh unsur, baik pemerintah maupun publik. Dalam hal ini, menurut Ibad, partisipasi asosiasi budaya juga dibutuhkan untuk menyusun undang-undang tentang kebudayaan.

“Jika kita berkomitmen untuk menciptakan undang-undang tersebut, mari kita bekerja sama untuk menuntaskan,” katanya.

Di samping itu, Ibas mengingatkan generasi muda untuk ikut menjaga dan melestarikan seni budaya sebagai warisan para leluhur, termasuk museum. Menurut dia, museum merupakan tempat merekam sejarah.

“Museum adalah tempat kita merekam jejak sejarah, merawat nilai, dan menciptakan ruang belajar lintas generasi. Ia bukan sekadar bangunan statis, tetapi denyut hidup peradaban yang menyatu dalam jati diri bangsa,” ujarnya.

Adapun kunjungan Ibas ke Museum Rudana disambut oleh Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana. Ia menyambut baik kunjungan Ibas sebagai bentuk kerja sama antara AMI dan lembaga negara untuk memperkuat peran museum di Indonesia.

“Kehadiran Ibas kami maknai sebagai kunjungan persahabatan dan kepedulian mendalam terhadap nasib warisan budaya kita. Ini bukan semata kegiatan seremonial, tetapi ruang dialog yang tulus untuk menimbang masa depan museum Indonesia,” kata Putu.

Menurut Putu, audiensi bersama Ibas melahirkan berbagai gagasan strategis sebagai bahan refleksi dan pandangan ke depan tentang pengembangan museum.

Gagasan itu, antara lain, urgensi memperkuat kebijakan berbasis museum sebagai tempat belajar dan meneliti; pentingnya membangun kerja sama antara museum, pemerintah, kampus, dan masyarakat; serta perlunya mendukung upaya digitalisasi, pelestarian koleksi, dan penguatan tenaga kerja di bidang museum.

“Ada pula harapan agar museum bisa lebih berperan dalam diplomasi budaya dan membangun karakter bangsa,” imbuh Putu.

Ia menilai gagasan-gagasan tersebut menunjukkan audiensi pada momentum Hari Museum Internasional ini bukan hanya bagian dari peringatan seremonial, melainkan juga menjadi ajang menyampaikan harapan bersama agar museum di Indonesia bisa lebih terbuka, relevan, dan berdampak.

“Memajukan museum berarti memuliakan ketulusan-ketulusan dalam menjaga warisan, menyampaikan nilai, dan menjangkau generasi masa depan dengan penuh kasih dan kesadaran,” kata dia.

Baca juga: Menko PKM minta daerah cermati UU No.5/2017 majukan kebudayaan

Baca juga: Komisi X DPR: Dibutuhkan UU untuk jamin pemenuhan kebutuhan psikologi

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |