Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengapresiasi capaian Guru Besar Institut Teknologi Sumatera (Itera) Prof Harkunti P Rahayu yang meraih Sasakawa Award 2025, penghargaan tertinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang pengurangan risiko bencana.
“Prof Harkunti tidak hanya menjadi simbol keunggulan Indonesia di tingkat global, tetapi juga panutan dan penggerak dalam upaya membangun ketangguhan terhadap bencana di tanah air,” kata Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Lilik Kurniawan di Jakarta, Sabtu malam.
Lilik yang juga pembina Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) menambahkan bahwa penghargaan ini menjadi bukti konkret kontribusi ilmuwan Indonesia dalam mendorong kebijakan berbasis bukti dan pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Penghargaan Sasakawa Award itu diberikan oleh United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) dalam perhelatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Jenewa, Swiss, Jumat (6/6) waktu setempat. Selain Harkunti, penghargaan juga diberikan kepada Mrutyunjay Mohapatra dari India Meteorological Department.
Baca juga: Rektor: Pusat mitigasi gempa-tsunami kontribusi Itera pada tanah air
Harkunti yang juga Ketua Umum IABI terpilih berkat dedikasinya selama hampir tiga dekade dalam memperkuat sistem peringatan dini tsunami, membangun kapasitas masyarakat pesisir, termasuk kelompok rentan, serta keterlibatannya dalam penyusunan kebijakan berbasis sains di Indonesia dan forum internasional.
Sebagai akademisi dan peneliti, Harkunti dikenal aktif di berbagai lembaga dunia seperti Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan Integrated Research on Disaster Risk (IRDR). Ia juga memimpin sejumlah riset strategis di Asia-Pasifik, termasuk pengembangan sistem InaTEWS di Indonesia.
“Di tingkat nasional, Prof Harkunti memimpin komunitas IABI dalam mengarusutamakan pendekatan interdisipliner, serta menjadi mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan pengurangan risiko bencana,” ujar Lilik.
Sekretaris Jenderal IABI Mohd Robi Amri menambahkan bahwa penghargaan ini merupakan pengakuan atas inovasi dan kepemimpinan Indonesia dalam membangun resiliensi bencana. Ia menyatakan, Sasakawa Award telah menjadi barometer pengakuan global sejak pertama kali diberikan pada 1987.
Sementara itu melalui laman resmi UNDRR, Special Representative of the UN Secretary-General for Disaster Risk Reduction Kamal Kishore mengatakan bahwa tema penghargaan tahun ini menekankan pentingnya inovasi dan teknologi yang inklusif dan demokratis dalam memperkuat ketahanan masyarakat terhadap risiko bencana.
Baca juga: Dosen Itera: Risiko banjir dapat dikurangi dengan strategi DRR
Penghargaan ini, menurut Kamal, menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia dalam menunjukkan bahwa pendekatan ilmiah, inklusif, dan kolaboratif mampu menciptakan dampak nyata bagi perlindungan masyarakat dari ancaman bencana di tingkat nasional dan global.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025