Bandung (ANTARA) - Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung jangan menjadi pabrik yang menghasilkan pekerja-pekerja bidang kepariwisataan.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Evita Nursanty, selepas rapat kerja pada kunjungan spesifik bersama Kementerian Pariwisata ke Poltekpar NHI Bandung, mengungkapkan hal ini usai mendengar pemaparan dari pihak kampus dan kementerian mulai dari kurikulum sampai output yang dihasilkan.
"Komisi VII, dari paparan yang disampaikan, memberikan masukan-masukan. Salah satunya kita harapkan Poltekpar NHI ini tidak hanya menjadi pabrik dari pada pekerja pariwisata. Tapi juga ke depan jadi pabrik yang mencetak para pelaku usaha pariwisata jadi ada hospitality as service dan ada hospitality as business," kata Evita di Poltekpar NHI Bandung, Selasa.
Para peserta didik di Poltekpar NHI Bandung ini, kata dia, harus diarahkan sebagai pebisnis dari usaha-usaha bidang kepariwisataan ketika lulus dari Poltekpar.
Baca juga: KKP latih istri nelayan terdampak pagar laut Tangerang jadi wirausaha
Di samping itu, Evita mengatakan Komisi VII juga menyoroti pembentukan SDM bidang kepariwisataan yang berkualitas bagi perkembangan sektor pariwisata nasional.
Karenanya, lanjut dia, Komisi VII DPR telah mengusulkan aspek-aspek kepariwisataan masuk ke kurikulum formal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dalam RUU tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) agar diterapkan di berbagai universitas, khususnya yang super prioritas dalam pariwisata.
"Tentu terutama di daerah-daerah pariwisata yang memang sudah mendedikasikan pariwisata sebagai super prioritas, destinasi wisata prioritas, itu tentunya harus memiliki SDM-SDM yang benar-benar mumpuni dan memiliki kompetensi. Karena untuk mengimpor dari Bandung ke sana kan cukup sulit sehingga di daerah super prioritas yang ditentukan oleh Bappenas," ucapnya.
SDM, kata Evita, sangat krusial bagi perkembangan wisatawan yang harus jadi perhatian utama pemerintah.
"Karena pariwisata ini bukan main-main. Negara timur tengah sampai memberi perhatian serius soal ini karena mereka sadar sumber daya alamnya lama-lama habis, sementara pariwisata memiliki sustainability yang baik," tuturnya menambahkan.
Baca juga: PWN 2025 disiapkan jadi ajang pemberdayaan pelaku usaha nasional
Baca juga: PNM aktif berdayakan perempuan jadi pelaku usaha ultramikro
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025