Jakarta (ANTARA) - Dewan Asuransi Indonesia (DAI) ingin agar aturan bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang membeli asuransi sebelum tiba di Indonesia digodok bersama pemerintah.
"Kita lagi mencoba mendorong untuk turis masuk ke Indonesia punya travel insurance. Supaya sebelum dia datang, seperti kita ke luar negeri. Kita harus beli, kenapa di Indonesia enggak harus beli?," kata Ketua Umum DAI Yulius Bhayangkara dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Yulius mengatakan usulan tersebut sudah dikoordinasikan DAI bersama dengan DPR dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Country Manager Zurich Indonesia Edhi Tjahja Negara menyampaikan bahwa saat ini mayoritas wisatawan didominasi oleh generasi milenial dan gen Z.
Wisatawan menginginkan kemudahan dalam perjalanan, sehingga industri asuransi harus terus berinovasi.
Dalam hal ini, pihaknya telah mengambil inisiatif di bidang digitalisasi melalui dihadirkannya proteksi.go.id, mengembangkan peluang asuransi travel halal, termasuk umroh untuk meningkatkan penetrasinya di masyarakat.
Baca juga: DAI beberkan penyebab rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia
Edhi optimis di masa depan pertumbuhan asuransi perjalanan bisa semakin meningkat.
Hal lain yang Edhi sampaikan yakni melalui PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk (ZAI) menjelang akhir tahun mencatatkan kenaikan minat masyarakat untuk memiliki perlindungan dalam perjalanan mereka.
Edhi menyampaikan hal itu terlihat dari pertumbuhan jumlah polis yang bertransaksi melalui platform digital proteksi zurich.co.id hingga Oktober 2025 mencapai lebih dari 40%, seiring meningkatnya volume perjalanan domestik maupun internasional.
Sementara asuransi perjalanan syariah melalui Zurich Syariah mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Premi Bruto (GWP) hingga 21 persen hingga Oktober 2025 dengan dominasi perjalanan ibadah umroh yang mengalami peningkatan jumlah polis hingga lebih dari 100 persen.
Kemudian, Ekonom dari Universitas Indonesia Prof. Dr. Telisa Aulia Falianty, S.E., M.E., menambahkan bahwa asuransi untuk transportasi tumbuh sebesar 8,62 persen mengutip data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan November 2025.
Ia juga menyoroti bahwa saat ini sektor pariwisata menjadi salah satu pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi secara nasional. Pasca pandemi COVID-19 pun turut nampak bahwa semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Adanya potensi itu dinilainya akan semakin memperkuat pertumbuhan industri asuransi tanah air. Apalagi sektor jasa kesehatan juga mengalami tren pertumbuhan yang positif, yakni sudah tumbuh 6,83 persen berdasarkan data yang sama.
"Harapannya terus berlanjut ke depannya. Jadi memang sudah mulai, dan ini menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan industri asuransi yang lebih syarat," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI itu.
Baca juga: Zurich luncurkan kampung bebas DBD, sasar lebih dari 1.000 keluarga
Baca juga: Asuransi Jasindo Promosikan Literasi Asuransi dan Manajemen Risiko Melalui Gerak Jalan AAUI CUP 2025
Baca juga: Wamenkomdigi ajak industri asuransi terapkan perlindungan data pribadi
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































