BNPT gelar pelatihan mitigasi aksi teror di Bali

6 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Pelatihan Mitigasi Aksi Terorisme Integratif (Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, serta TNI dan Polri) di Kuta, Badung, Bali, pada tanggal 20—22 Mei 2025.

Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Wawan Ridwan mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kemampuan operasional aparat dalam menghadapi potensi aksi terorisme, khususnya di Provinsi Bali yang merupakan salah satu kawasan vital nasional dan pusat pariwisata dunia.

"Kegiatan ini merupakan langkah pre-emptive dan preventive dalam menghadapi potensi ancaman terorisme melalui peningkatan kesiapsiagaan seluruh aparatur negara dari berbagai sektor," ucap Brigjen Pol. Wawan dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kesiapsiagaan di Bali harus terus dibangun, mengingat Bali memiliki nilai strategis tinggi karena menjadi pilihan wisatawan dan kerap menjadi tuan rumah berbagai agenda berskala nasional dan internasional.

Latihan mitigasi aksi terorisme integratif tersebut, kata dia, seiring dengan kewajiban BNPT untuk senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan nasional dan meningkatkan kemampuan aparat.

Sebagai leading sector atau sektor pemimpin dalam penanggulangan terorisme di Indonesia, Brigjen Pol.​​​ Wawan menegaskan bahwa BNPT memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong kesiapsiagaan nasional melalui berbagai program peningkatan kemampuan aparatur.

Untuk itu, pelatihan kali ini disebutkan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan kolaborasi lintas sektor demi menciptakan sistem mitigasi aksi terorisme yang tangguh dan responsif.

Baca juga: BNPT: Peran aktif masyarakat garda terdepan mitigasi paham radikal

Baca juga: BNPT libatkan Majelis Dakwah Islamiyah mitigasi ideologi kekerasan

Sementara itu, Instruktur Pelatihan Inspektur Polisi Dua I Gede Sudiana memandang penting kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir, yang menjadi sorotan utama dalam pelatihan.

Kolaborasi antarlembaga yang memiliki prosedur operasional standar (SOP) berbeda, sambung dia, perlu dibangun guna menciptakan kesamaan persepsi dan respons cepat saat terjadi insiden.

”Hal ini menjadi sebuah tindak lanjut yang baik. Ketika ada insiden yang berhubungan dengan kimia, biologi, serta radioaktif dan nuklir, masing-masing stakeholder sudah mengetahui peran dan fungsinya," ucap Ipda Sudiana.

Kegiatan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai instansi, termasuk Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Bali, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Brigade Mobil (Brimob), serta Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Bali.

Diikuti pula oleh Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor), Bagian Operasi (Bagops) Resor Kota Denpasar, Biro Operasi (Roops) Polda Bali, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas), Direktorat Samapta (Ditsamapta), Kepala Intelijen Pangkalan Udara (Lanud) Rai, Badan Intelijen Urpamtubuh Lanud Rai, TNI AD Kodam IX/Udayana, dan Pangkalan Angkatan Laut Denpasar.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |