11 arsip baru telah terdaftar dalam memori kolektif bangsa tahun 2025

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mego Pinandito menyerahkan sertifikat penetapan register arsip sebagai memori kolektif bangsa Tahap I Tahun 2025 yang mencakup sebelas arsip kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Pada peringatan Hari Kearsipan ke-54 di Gedung ANRI, Jakarta Selatan, Kamis, Mego mengajak seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memperkuat kolaborasi guna mendukung pengembangan sistem kearsipan nasional, serta mewujudkan budaya tertib arsip dan memori kolektif bangsa yang autentik, utuh, dan terpercaya.

"Kami akan terus berupaya untuk memperkuat berbagai program yang ada di ANRI untuk bersama-sama mendukung program-program kearsipan yang dilaksanakan oleh seluruh daerah dan instansi pusat dalam mendukung percepatan pelaksanaan program-program kearsipan secara nasional," katanya.

Sebelas arsip baru tersebut terdiri atas:

  1. Arsip Perjalanan Karir Waldjinah Maestro Keroncong Perempuan Indonesia 1958-2022;
  2. Arsip Kiprah Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surakarta 1953-1977;
  3. Arsip Perjuangan I Gusti Ngurah Rai;
  4. Arsip Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Tengah sebagai Pionir PKK Nasional;
  5. Arsip Pengelolaan dan Koleksi Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin: Pilar Pelestarian Budaya Bangsa dan Epicentrum Kesusastraan Indonesia;
  6. Arsip Konferensi Colombo Plan XI Tahun 1959 di Yogyakarta;
  7. Arsip Kerajinan Seni Motif Modifikasi Songket Pekanbaru Periode 2004 – 2014;
  8. Arsip Perjalanan Eliminasi Malaria di Indonesia, Periode Arsip 1900-2023;
  9. Arsip Kawasan Kotabaru Yogyakarta Tahun 1925-2023;
  10. Arsip Koperasi Batik Pekajangan (1939-2002): Perjuangan Ekonomi Sosial Pengusaha Bumiputra;
  11. Arsip Makam Eropa Peneleh Surabaya (1848-2024).

Baca juga: Kemkomdigi dukung percepatan transformasi digital di bidang kearsipan

Mego juga mendorong setiap daerah untuk mengoptimalkan keunggulan masing-masing, baik dari komoditas, sosial, maupun budaya yang beragam sebagai modal untuk didaftarkan dalam memori kolektif bangsa, atau bahkan sebagai salah satu kekuatan untuk menjadi memori kolektif dunia.

"Setiap daerah pasti memiliki ciri khas dan keunggulan, baik itu komoditas, sosial, keunggulan dari sisi budaya, dan beragam lainnya. Untuk itu, kami selalu menyampaikan kepada seluruh pimpinan daerah, baik itu tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk melihat kembali apa yang ada di daerahnya masing-masing," tuturnya.

Menurut dia, sifat-sifat yang universal dan nilai-nilai luhur bangsa dalam budaya dapat menjadi modal untuk menjadikan arsip Indonesia dapat dikenal hingga ke skala internasional.

"Itulah yang akan didorong menjadi memory of the world, memori kolektif dunia, dan itu akan membawa diplomasi Indonesia tidak hanya dari sisi politik, budaya, tetapi juga dari sisi bagaimana kita bisa melakukan diplomasi melalui arsip," ujar Mego.

Tema Hari Kearsipan di tahun 2025 ini yakni ”Prakarsa Mahardika: Ekosistem Kearsipan Digital untuk Pemerintahan Berdayaguna, Kemajuan Ilmu Pengetahuan, dan Budaya Bangsa”.

Prakarsa Mahardika mengandung makna inisiatif atau sebuah upaya mulia untuk menciptakan terobosan dalam pengelolaan arsip. Prakarsa ini menandai upaya bersama sivitas kearsipan untuk membangun ekosistem kearsipan digital yang mendorong pemerintahan berdaya guna (efektif, efisien, dan bermanfaat bagi masyarakat), serta mengakomodasi transformasi informasi kearsipan menjadi ilmu pengetahuan dan memperkuat budaya bangsa.

Baca juga: Menteri PANRB sebut arsip berperan penting dalam reformasi birokrasi
Baca juga: ANRI: Arsip lengkapi lubang informasi dalam penulisan sejarah baru

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |