Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan penerapan konsep pembelajaran mendalam (deep learning) dapat mengatasi learning loss yang terjadi selama pandemi COVID-19.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam seminar nasional bertajuk ”Pendekatan Deep Learning pada Pembelajaran SD di Abad ke-21" yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo.
“Anak-anak belajar secara daring, yang aktif hanya kameranya, namun anak-anaknya tidak tahu melakukan aktivitas lain. Tidak semua pembelajaran menggunakan teknologi ini dianggap canggih karena berdampak dengan kehilangan makna yang diajarkan,” kata Mendikdasmen dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Kamis.
Lebih lanjut, ia menerangkan konsep deep learning, meliputi karakteristik mindful yang mengajak murid untuk belajar dengan penuh kesadaran, meaningful yang berarti murid dapat memahami makna yang dipelajari, dan joyful learning yang diartikan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Karena itu, Mu'ti menambahkan konsep deep learning tidak hanya meminta murid untuk menghafal materi semata, atau memberikan tugas dan soal tanpa memahami makna dari apa yang dipelajari.
Dengan bantuan konsep deep learning, ia menilai pendidikan dapat menjadi sarana dan kunci untuk menuju hidup yang lebih baik dan bergerak ke arah yang lebih tinggi.
Baca juga: Menyajikan pembelajaran bermakna dan menarik lewat "deep learning"
Baca juga: Kemendikdasmen segera gelar pelatihan "deep learning" untuk guru
”Karena itu, anak-anak jangan pernah merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan diperoleh, namun yakinlah jika kita akan lebih baik dan maju dari sebelumnya,” kata Mu'ti
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi turut menyampaikan apresiasinya kepada Mendikdasmen Mu'ti perihal penerimaan murid baru yang saat ini dirasa lebih mempermudah warga Purworejo.
"Terima kasih Pak Menteri atas kabar baiknya tentang sistem penerimaan murid baru, karena banyak wilayah kami yang blank spot, ada anak yang ingin sekolah tetapi tidak memiliki sekolah di daerahnya serta tidak masuk dalam zonasi manapun," ujar Wabup Dion.
Ia juga menceritakan kondisi yang lalu di mana banyak warga yang berpindah wilayah hanya untuk menumpang Kartu Keluarga lain.
"Setiap tahunnya beberapa daerah yang memiliki kosan 10 pintu, namun kartu keluarganya bisa sampai 30 orang," imbuhnya.
Dion pun menilai konsep pembelajaran yang mendalam juga dapat menjadi solusi yang baik bagi pendidikan generasi muda Indonesia di era teknologi digital.
”Dengan kondisi saat ini, di mana teknologi sangat mempermudah pekerjaan,” katanya.
Baca juga: Mendikdasmen berangkatkan guru pelatihan "deep learning" di Australia
Baca juga: Mendikdasmen: Deep learning perkuat pendidikan antikorupsi di sekolah
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025