Anggota DPRD Belitung sarankan tata kelola  timah perlu diperbaiki 

5 hours ago 3

Tanjung Pandan (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Syarifah menyarankan kepada pemerintah agar tata kelola dan tata niaga timah di Negeri Serumpun Sebalai perlu segera diperbaiki supaya tidak menimbulkan persoalan.

"Saya sarankan kepada pemerintah agar tata kelola timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus diperbaiki mengingat sumber daya mineral ini tidak berkelanjutan dan berdampak terhadap kerusakan lingkungan," katanya di Tanjungpandan, Senin.

Menurut dia, persoalan tata kelola dan tata niaga timah sempat menjadikan provinsi penghasil timah terbesar di Indonesia itu viral dengan kasus korupsi sebesar lebih dari Rp200 triliun.

Ia mengatakan, untuk itulah, Pansus Tata Niaga dan Tata Kelola Timah DPRD Provinsi Kepulauan Bangka mendorong agar adanya perubahan dan perbaikan terhadap tata kelola dan tata niaga timah di daerah itu demi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

"Kita harus mengakui faktanya pada hari ini ekonomi masyarakat Bangka Belitung masih sangat tergantung dengan timah," kata dia yang juga sebagai anggota panitia khusus tata kelola dan tata niaga timah DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Disampaikan, potensi ekonomi timah masih menjadi andalan dalam menghidupi dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat di Bangka Belitung.

Namun dirinya mengajak masyarakat tidak selamanya bergantung dengan timah dan mulai melirik potensi ekonomi lain di luar timah.

"Kita tidak bisa terus menerus tidak mempertahankan kerusakan lingkungan karena dampak dari aktivitas penambangan bijih timah, karena ke depannya kita berbicara soal keberlanjutan," katanya.

Dia mendorong agar segera dibangun industri hilirisasi bijih timah di provinsi itu baik yang dikelola oleh PT Timah sendiri atau investor swasta sehingga hasil kekayaan daerah berupa biji timah tersebut tidak dikirim ke luar daerah dan dapat diolah di dalam daerah.

Industri hilirisasi timah ini, kata Syarifah, dapat dibangun di kawasan industri Suge (Belitung), kawasan industri Aik Kelik (Belitung Timur), dan kawasan industri Sadai (Bangka Selatan) atau kawasan industri lainnya.

"Sehingga bijih timah tersebut bisa diolah menjadi bahan setengah jadi di sini. Kami sangat berharap agar ada dari PT Timah sendiri atau investor lain yang bisa membangun industri hilirisasi timah di Bangka Belitung," ujarnya.

Baca juga: PT Timah minta dukungan teknologi pengolahan logam tanah jarang

Baca juga: PT Timah akui sulit tertibkan tambang ilegal pasca kasus korupsi

Baca juga: 2024, Kontribusi RI pada pasokan timah global turun jadi 12 persen

Pewarta: Kasmono/Apriliansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |