Wapres Gibran apresiasi inovasi riset dan hilirisasi produk herbal

3 hours ago 2

Medan (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) RGibran Rakabuming Raka mengapresiasi berbagai inovasi riset dan hilirisasi produk herbal dan hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut).

Hal ini diungkapkan Wapres ditemani istri Selvi Ananda dan didampingi Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu usai meninjau Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Humbahas dalam keterangan resmi di Medan, Sabtu.

Wapres menyoroti pengembangan komoditas lokal, seperti kunyit, bunga telang, dan kentang yang sedang diuji untuk menghasilkan bioetanol dan produk turunan lainnya.

Menurut dia, hal ini mencerminkan kekayaan alam hayati Indonesia dan pentingnya suatu riset guna meningkatkan nilai tambah terhadap komoditas lokal itu.

Gibran juga memuji atas pengembangan hilirisasi tanaman kemenyan yang merupakan tanaman unggulan dari Kabupaten Humbahas ini.

Baca juga: Wapres Gibran pastikan pemerataan akses kesehatan hingga pelosok

"Saya rasa ini sangat luar biasa. Biasanya kita membicarakan hilirisasi nikel dan lain-lain, ini ada hilirisasi kemenyan. Ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian pangan nasional," ucap Gibran.

Wapres juga menyampaikan, bahwa penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama Presiden RI Prabowo Subianto.

Untuk itu, diharapkan TSTH2 di Pollung, Humbang Hasundutan ini dapat menjadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri guna mempercepat swasembada pangan nasional.

Gibran juga meminta agar generasi muda dilibatkan secara aktif dalam pertanian dengan memanfaatkan pendekatan teknologi dan inovasi, seperti di TSTH2, Kabupaten Humbahas ini.

"Saya titip untuk anak-anak muda biar bisa lebih tertarik di pertanian untuk ke depan," tutur Wapres Gibran di hari terakhir kunjungan kerja di Kabupaten Humbahas, Sumut.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Pandjaitan yang turut hadir menyambut kunjungan kerja Wapres Gibran dan rombongan menegaskan, bahwa TSTH2 ini berfungsi sebagai 'pabrik bibit' nasional.

Baca juga: Wapres Gibran membeli sayuran di Pasar Rakyat Dolok Sanggul

Menurut dia, bibit yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan lokal dan ditujukan untuk mengurangi ketergantungan impor.

"Jadi ini sebenarnya bahasa mudahnya adalah pabrik bibit, tidak perlu lagi impor," jelas Luhut.

Direktur TSTH2 Sri Fatmawati melaporkan, bahwa kawasan ini berdiri di atas lahan seluas 500 hektare di kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK).

Ia melanjutkan, kawasan ini dilengkapi fasilitas modern, seperti rumah kaca, rumah jaring, uji coba tanaman ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, tempat penyimpanan tanaman obat, dan fasilitas produksi biofertilizer atau pupuk hayati.

"TSTH2 tengah mengembangkan hilirisasi kemenyan dan tanaman herbal lain, seperti kunyit dan bunga telang untuk produk fungsional," ujarnya.

Adanya model pabrik bibit unggul juga sedang dikembangkan guna memperkuat daya saing komoditas herbal dan hortikultura di pasar global, papar Sri Fatmawati.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |