Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu Daerah Kerja Madinah, Dwi Kumala Mursyid, mengatakan bahwa Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mengintegrasikan data jamaah haji Indonesia 2025 berdasarkan syarikat.
“Tahun ini, penyelenggaraan haji menggunakan sistem syarikat. Siskohat sendiri hanya bertugas mengikuti struktur dan data yang telah ditentukan oleh syarikat,” kata Dwi Kumala di Makkah, Arab Saudi, Sabtu.
Ia mengemukakan, penentuan kelompok terbang (kloter) dan pemrosesan visa dilakukan oleh sub-direktorat pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, sedangkan Siskohat menyimpan dan menayangkan data yang sudah dibentuk tersebut.
Sementara informasi seperti nama syarikat dan maktab (lembaga yang melayani haji) jamaah, ditampilkan dalam aplikasi Satu Haji dan dashboard publik, sehingga memudahkan semua pihak untuk mengetahui penempatan dan layanan yang diberikan kepada jamaah.
Baca juga: 103 ribu calon haji gelombang pertama telah tiba di Madinah
Namun, menurut Dwi, meski sistem sudah cukup matang, Siskohat tetap menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya yakni proses pendorongan atau pengelompokan jemaah berdasarkan syarikat.
“Dalam satu kloter bisa saja terdapat jemaah dari beberapa syarikat berbeda, sehingga menyulitkan proses pengelolaan data secara cepat dan seragam. Hal ini membuat proses sinkronisasi data memerlukan perhatian lebih, terutama ketika mendekati keberangkatan atau saat penempatan di Arab Saudi,” tuturnya.
Siskohat merupakan sistem informasi terpadu yang menjadi tulang punggung dalam pengelolaan data operasional ibadah haji, mulai dari keberangkatan jemaah, pembuatan manifes penerbangan, hingga kepulangan mereka ke tanah air.
Setiap data penting terkait jamaah haji seperti detail pribadi, jadwal penerbangan, hingga rute perjalanan dari dan ke Tanah Suci, diolah dan ditampilkan melalui sistem ini.
Baca juga: RI pantau kesehatan jamaah haji real-time dengan sistem satu data
Siskohat mencatat alur pergerakan jemaah mulai dari embarkasi di Indonesia menuju Madinah, kemudian ke Mekah, dilanjutkan ke Arafah, Muzdalifah, Mina, kembali ke Mekah, lalu ke Jeddah, dan akhirnya kembali ke tanah air.
Semua data tersebut tersedia dalam sistem, baik untuk gelombang pertama maupun kedua. Setiap pergerakan jemaah dapat dipantau secara real time berkat integrasi data yang rapi dan sistematis.
Baca juga: Wamenag minta jamaah calon haji laporkan PPIH yang tidak mau melayani
Baca juga: Pemerintah Indonesia dan Saudi cari solusi selesaikan masalah Nusuk
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari dan Teguh Priyanto
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025