Jakarta (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mendorong para siswa di Balai Latihan Kerja (BLK) UPT Plumbon milik Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengasah kemampuan bahasa guna menangkap peluang bekerja di luar negeri.
Pernyataan itu dia sampaikan saat memberikan motivasi kepada puluhan siswa yang mengikuti pelatihan di UPT tersebut pada Sabtu.
"Orientasinya jangan hanya bekerja di dalam negeri saja. Tinggal tambah pelatihan bahasa sekitar 3 hingga 6 bulan. Setelah disertifikasi, daftar, dan dibantu pemerintah, bisa berangkat ke luar negeri," kata Karding, sebagaimana keterangan Kementerian P2MI di Jakarta.
Karding mengatakan pekerja migran Indonesia memiliki peluang besar mendapatkan gaji lebih tinggi ketika bekerja di luar negeri.
Untuk itu, dia mendorong masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri untuk menambah keterampilan bahasanya agar mudah diterima di negara penempatan.
Baca juga: Menteri P2MI ajak purna migran terjun ke dunia wirausaha
Menteri Karding mencontohkan pekerja migran di Korea Selatan yang bekerja sebagai tukang las dengan gaji Rp15-20 juta per bulan.
Dia menegaskan kembali bahwa peluang bekerja di luar negeri secara legal sangat besar.
Untuk itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten Cirebon turut membantu Kementerian P2MI menangkap peluang tersebut dengan menyiapkan calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang kompeten untuk mengisi pasar tenaga kerja di luar negeri.
Menurut Karding, berdasarkan data yang tercatat saat ini, per 2024, sebanyak 70 ribu warga Cirebon bekerja di luar negeri.
"Kalau dikelola secara baik, disiapkan secara baik yang terampil, maka keuntungannya untuk Cirebon yaitu penyerapan tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan ada pendapatan yang masuk ke daerah," ujarnya.
Dia menyampaikan jumlah itu otomatis menambah devisa dan mengentaskan pengangguran di Cirebon.
Karding mencontohkan jika puluhan ribu pekerja migran mengirimkan Rp5 juta setiap bulan ke keluarganya di Cirebon, maka total ada Rp600 miliar per bulan, sehingga akan dapat meningkatkan perekonomian daerah.
"Oleh karena itu, saya minta kepada Pak Wakil Bupati dan Pak Kadis, lebih baik kita buat vokasi atau vokasi center, atau bisa namanya migran center," kata dia.
"Nantinya, akan dilatih, ada sertifikasinya, lengkap dengan ekosistem khusus, termasuk kurikulum yang disesuaikan dengan negara tujuan pengiriman untuk menyiapkan calon pekerja migran," kata Menteri Karding.
Baca juga: KP2MI: Perlu pendekatan adaptif guna deteksi dini calon PMI Ilegal
Baca juga: Wamen P2MI dorong lulusan PEM Akamigas bersaing di luar negeri
Pewarta: Katriana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025