Pecalang wanita hadir di Bali buat awasi busana pengunjung pura

4 hours ago 3
...Saya harap di semua pura khayangan ada pecalang istri untuk menjaga

Denpasar (ANTARA) - Pecalang istri atau satuan keamanan di desa adat yang terdiri dari wanita mulai hadir di desa adat di Bali untuk ikut membantu kelancaran saat upacara keagamaan di pura.

Ketua Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru Tabanan Ketut Paryati di Denpasar, Sabtu, mengatakan salah satu kegiatan mereka adalah mengawasi busana pemedek atau pengunjung pura.

“Mengatur masalah pakaian untuk ketertiban di pura, kami fokus dengan pakaian pada waktu sembahyang karena perkembangan zaman jadi kami tertibkan cara-cara berpakaian yang benar untuk ke pura,” kata dia.

Ketut Paryati menyebut saat ini kelompoknya telah berisi 17 wanita, dimana awalnya mereka hadir untuk membantu kelancaran dan turut menjaga keamanan di lingkungan.

Kini apabila pecalang istri menemukan tindakan yang salah dari pengunjung pura di Kabupaten Tabanan, termasuk berbusana tidak sopan maka dapat mereka tangani dengan melaporkan temuan ke instansi terkait.

Baca juga: MDA Bali: Status pecalang Besakih jadi tersangka cederai institusi

Ketut Paryati menyampaikan tak ada syarat khusus untuk bergabung menjadi pecalang istri, namun prinsipnya harus menyadari bahwa kerja mereka ngayah atau tulus tanpa imbalan, kecuali diberikan dari uang milik pura yang dilayani.

“Saya harap di semua pura khayangan ada pecalang istri untuk menjaga, apalagi sekarang tren di pura ada kerauhan (kesurupan) dibantu pecalang pria malah kena fitnah,” ujarnya.

Kehadiran pecalang istri ini turut mendapat tanggapan dari Majelis Desa Adat (MDA) Bali yang merespons positif inisiatif mereka terutama Pecalang Istri Pura Luhur Batukaru Tabanan selaku pelopor.

“Karena kalau dalam memeriksa perempuan-perempuan kan harus ada pecalang istri, supaya tidak ada melanggar etika,” kata Ketua MDA Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.

Baca juga: Ribuan pecalang Bali deklarasi tolak kehadiran preman berkedok ormas

Ia hanya berpesan ke depan jika semakin banyak yang berminat menjadi pecalang istri atau membentuk kelompok maka memegang prinsip ngayah.

Namun demikian, meski pecalang bekerja ngayah, MDA Bali usai apel gelar agung pecalang itu memastikan akan mendorong pemerintah daerah untuk mengapresiasi kerja pecalang melalui pemberian insentif.

Ia berharap, kepemimpinan jajaran kepala daerah saat ini memberikan perhatian lebih terhadap eksistensi pecalang sebagai garda terdepan dalam menjaga adat dan budaya Bali, termasuk pecalang istri.

Baca juga: Apa sanksi bagi pelanggar aturan dalam catur brata penyepian di Bali?

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |