Ratusan legislator AS desak Trump lenyapkan program nuklir Iran

3 days ago 7

Washington (ANTARA) - Lebih dari 200 anggota legislator dari Partai Republik Amerika Serikat di Kongres telah menandatangani surat yang mendesak Presiden Donald Trump untuk menghentikan Iran dari upaya mengejar program nuklir.

Para anggota parlemen AS itu juga meminta agar Trump menghindari membuat perjanjian baru dengan Teheran yang mirip dengan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

"Kami tidak dapat lagi membuat perjanjian lain yang memungkinkan Iran mengulur waktu, seperti yang dilakukan JCPOA," demikian bunyi surat pernyataan tersebut.

Rezim Iran harus tahu bahwa pemerintah memiliki dukungan Kongres AS untuk memastikan kemampuan mereka untuk memperkaya uranium, seperti yang Anda katakan dalam wawancara Anda dengan Meet the Press, 'benar-benar dilucuti'," lanjutnya.

Dalam surat yang juga ditembuskan ke utusan khusus Trump, Steven Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio itu, anggota parlemen Republik menegaskan kembali permintaan mereka untuk memastikan bahwa Iran "tidak memiliki kapasitas untuk pengayaan."

"Ruang lingkup dan luas pembangunan nuklir Iran telah membuat mustahil untuk memverifikasi kesepakatan baru yang memungkinkan Iran untuk terus memperkaya uranium," ulas surat itu.

"Anda dan pemerintahan Anda telah dengan tepat menarik garis merah terhadap kesepakatan apa pun yang memungkinkan Iran mempertahankan kemampuan pengayaan apa pun," tambahnya.

Surat tersebut telah ditandatangani oleh setiap senator dari Partai Republik, kecuali Senator Rand Paul, serta 177 anggota DPR AS yang berasal dari Partai Republik.

Baca juga: Trump: Situasi Iran berbahaya, Qatar bisa menjadi kunci perdamaian

Sebelumnya pada Jumat (9/5), Witkoff mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah menyetujui perjanjian dengan Iran yang mirip dengan JCPOA yang kemungkinan bakal mencakup keringanan sanksi dan "tidak ada penghentian kewajiban dari Teheran."

Sementara pada Minggu (11/5), AS dan Iran terlibat dalam putaran keempat pembicaraan tidak langsung di Oman untuk membahas program nuklir Teheran.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa pembicaraan itu sulit tetapi membantu dalam memahami posisi masing-masing dengan lebih baik dan mengidentifikasi cara-cara rasional untuk mengatasi perbedaan.

Putaran pertama dan ketiga pembicaraan tidak langsung AS-Iran diadakan di Muscat pada 12 dan 26 April, sedangkan yang kedua diadakan di Roma pada 19 April.

Pembicaraan dimulai setelah Trump mengirim surat kepada pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, pada awal Maret lalu, yang menawarkan perjanjian baru tentang program nuklir Iran dan mengancamnya dengan kekuatan militer jika upaya diplomatik gagal.

Iran menolak pembicaraan langsung tetapi setuju untuk melakukan dialog secara tidak langsung.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, serta Uni Eropa, pada 2015. Dalam kesepakatan yang disebut sebagai JCPOA itu, Iran berkomitmen untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.

AS menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 2018 selama masa jabatan pertama Trump dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran, yang menyebabkan kesepakatan tersebut bubar.

Sebagai tanggapan, Iran mengumumkan akan mengurangi komitmennya dalam program nuklir dengan mengabaikan pembatasan penelitian nuklir dan tingkat pengayaan uranium.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Iran siap teken perjanjian nuklir, asal sanksi AS dicabut

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |