Jakarta (ANTARA) - Program konversi popok bekas pakai menjadi bahan bakar alternatif resmi diluncurkan melalui kerja sama Merries Senyumkan Lingkungan (MSL) dan Kertabumi Recycling Center, yang memanfaatkan teknologi pirolisis untuk mengolah popok bekas menjadi sumber energi terbarukan.
Peluncuran pilot project tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Pencegahan Polusi Sedunia pada Senin (2/12), ditandai penyerahan simbolis dari Vice President Marketing PT Kao Indonesia Susilowati kepada Co-founder Kertabumi Recycling Center Santi Novianti.
Kegiatan ini turut dihadiri Lurah Pondok Kacang Barat Yunita, S.Sos., dan Ketua Bidang 4 PERBAS Tangerang Selatan Sri Kusmiati.
Dalam keterangannya pada Selasa, Susilowati mengatakan program itu merupakan kelanjutan inovasi yang dilakukan sejak 2019 dalam pengolahan popok bekas.
“Melalui Merries Senyumkan Lingkungan, MERRIES tidak pernah berhenti berinovasi mempersembahkan kualitas terbaik sejak produk digunakan hingga selesai dipakai. Peran aktif masyarakat menjadi hal terpenting dalam keberlangsungan kegiatan ini,” ujarnya.
Program MSL sebelumnya telah mengolah popok bekas pakai menjadi pot tanaman, memanfaatkan gel sebagai media tanam, hingga daur ulang kemasan menjadi tote bag, pouch, dan peralatan Posyandu.
Baca juga: Peneliti BRIN soroti perlunya penanganan sampah popok dan pembalut
Tahun ini, program diperluas dengan menghadirkan teknologi pirolisis yang mampu menghasilkan Bahan Bakar Merries (BBM) berupa solar/diesel, bensin/gasoline, gas untuk kebutuhan operasional mesin daur ulang, serta residu yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam dalam kegiatan urban farming.
Pilot project difokuskan di Kelurahan Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan, melibatkan masyarakat RW 04 dan posyandu setempat. Warga berpartisipasi sejak tahap awal, mulai dari membersihkan dan mengeringkan popok bekas pakai, kemudian menyerahkannya ke Merries Drop Point di Kertabumi Recycling Center maupun beberapa titik Posyandu yang menjadi mitra program.
Ketua Bidang 4 PERBAS Tangerang Selatan Sri Kusmiati menyampaikan edukasi pengolahan popok bekas itu memberikan pemahaman baru bagi warga. “Selama ini popok bekas kami anggap hanya sampah residu. Informasi ini sangat bermanfaat dan mudah dilakukan dari rumah, dan manfaat hasil daur ulangnya juga kembali dirasakan masyarakat,” katanya.
Lurah Pondok Kacang Barat Yunita, S.Sos., mengapresiasi inisiatif yang menjadikan wilayahnya sebagai lokasi pertama program tersebut. “Program ini tidak hanya membantu mengurangi permasalahan popok bekas di rumah tangga, tetapi juga memberikan edukasi penting tentang pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab,” ucapnya.
Sementara itu, Co-founder Kertabumi Recycling Center Santi Novianti menyebut kerja sama ini sejalan dengan upaya lembaganya untuk menciptakan nilai dari sampah melalui edukasi dan pengelolaan kreatif. “Dengan adanya mesin pirolisis MERRIES, misi kami untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan semakin terbantu,” katanya.
Program konversi popok bekas pakai menjadi bahan bakar alternatif ini merupakan bagian dari komitmen keberlanjutan Kao Indonesia melalui Kirei Lifestyle Innovation yang mendorong masyarakat hidup bersih, sehat, serta ramah lingkungan. Keberlanjutan program diharapkan dapat diperkuat melalui kolaborasi konsumen, komunitas, dan mitra pengolahan sampah agar seluruh rantai proses pengumpulan hingga konversi popok bekas berjalan efektif.
Baca juga: Kandungan klorin pada popok bayi dapat picu penyakit berbahaya
Baca juga: Ciri khas kulit bayi dan cara tentukan produk yang aman digunakan
Baca juga: Tanda anak siap untuk "toilet training"
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































