Petani Jabar genjot produksi kentang industri adopsi metode Thailand

1 week ago 6

Bandung (ANTARA) - Petani Jawa Barat di tiga kabupaten yakni Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut, bersiap menggenjot produksi kentang industri dengan mengadopsi metode pertanian dari Thailand yang diklaim mampu meningkatkan produktivitas kentang industri hingga 50 persen.

Langkah tersebut diinisiasi perusahaan multinasional PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages, dan dimulai dengan penanaman perdana kentang industri di kompleks RSJ Cisarua, Bandung Barat, pada Selasa ini dengan dihadiri pejabat Pemkab Bandung Barat, perwakilan Pemprov Jabar, Kementerian Perindustrian, Kemenko Pangan dan Kemenko Perekonomian.

Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie di RSJ Cisarua, menegaskan kerja sama ini menjadi titik balik sektor agraris daerah yang mulai dilirik investor skala global, sekaligus mentransformasi pola pertanian konvensional menuju model industri yang terintegrasi.

"Pengembangan kentang industri ini kami tempatkan sebagai sektor strategis. Ini bukan sekadar tanam, tapi bukti wilayah Bandung Barat kini mulai dilirik dunia usaha skala besar untuk pasar global," ujar Jeje seusai penanaman perdana.

Dengan masuknya investasi dan teknologi yang diusung Pepsico yang sekaligus berperan sebagai offtaker kentang yang diproyeksi di Bandung Barat akan tertanam seluas 15 hektare pada tahap awal, Jeje mengatakan Pemkab Bandung Barat juga memberikan stimulus langsung berupa bantuan mesin panen dan benih berkualitas pada beberapa kelompok tani agar standar hasil panen petani lokal dapat memenuhi kualifikasi ketat industri makanan global.

"Pemerintah daerah memberikan pendampingan penuh menjaga kualitas. Petani harus dilibatkan secara aktif agar kemandirian ekonomi masyarakat terbentuk," kata Jeje.

Di lokasi yang sama, Director of Government Affairs and Communication PepsiCo Indonesia, Gabrielle Angriani menjelaskan proyek yang rencananya dilakukan di tiga kabupaten ini membawa misi khusus mereplikasi kesuksesan pertanian kentang di Chiang Mai, Thailand, untuk diterapkan di tanah Jawa Barat yang memiliki kemiripan iklim.

Fokus utama kemitraan ini adalah memangkas kesenjangan hasil panen (yield gap) yang cukup jauh antara petani Indonesia dan Thailand.

"Di Indonesia, rata-rata hasil kentang industri per hektare hanya mencapai belasan hingga 20-an ton. Sementara di Thailand, hasilnya bisa tembus 30 ton bahkan lebih. Angka inilah yang ingin kita kejar dan terapkan di sini," kata Gabrielle.

Untuk mencapai target tersebut, Gabrielle mengatakan pihaknya telah mengirimkan enam petani "agregator" dari Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Garut ke Chiang Mai pada Februari lalu.

Mereka mendapatkan pelatihan intensif mengenai teknik presisi, mulai dari manajemen pengairan hingga rahasia efisiensi penggunaan pupuk yang tidak berlebihan namun berdampak maksimal.

Gabrielle menyebutkan, tahap awal program ini akan menyasar ratusan hektare lahan dan melibatkan ratusan petani lokal dengan mengembangkan kentang varietas Bliss dan Atlantic.

Beberapa petani lokal di Jawa Barat dilaporkan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PepsiCo. Bentuk kerja sama ini mencakup transfer pengetahuan, termasuk pelatihan intensif.

Salah satu petani yang ikut dalam proyek ini, Ulus Pirmawan, mengharapkan dengan adanya kerja sama ini bisa turut mensejahterakan petani di Jabar, khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Ulus yang mengelola lahan garapan seluas dua hektare itu, dengan kerja sama ini, para petani mendapatkan kepastian pasar.

"Alhamdulillah ya mudah-mudahan kedepannya petani-petani yang ada di KBB lebih sejahtera. Kenapa? Karena bisa mendapatkan pasar yang udah jelas. Karena kita dengan Pepsico itu di harga udah kontrak sekitar Rp10 ribu per kilogram dan tidak susah mencari pasar," ucap Ulus menambahkan.

Baca juga: Pemkab: Kementan siapkan Rp20,5 miliar kembangkan kentang di Garut

Baca juga: Petrokimia Gresik dukung peningkatan produktivitas petani kentang

Baca juga: Perbandingan gizi ubi jalar dan kentang, mana yang lebih sehat?

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |