Luhut yakin China akan terus berinvestasi di Indonesia

3 hours ago 3

Beijing (ANTARA) - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan keyakinannya bahwa para investor China akan terus berinvestasi di Indonesia.

"Menteri Luar Negeri Wang Yi tiga kali mengingatkan ke saya, mengenai implementasi dari pada apa yang kita capai. Jadi misalnya Pak Wang Yi itu bilang sama saya, apa yang Presiden Prabowo mau? Karena dia merasa kunjungan Presiden Prabowo kemarin itu sangat bermanfaat," kata Luhut di Beijing kepada ANTARA, Rabu.

Luhut berada di Beijing antara lain untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Selasa (20/5). Presiden Prabowo Subianto sendiri memilih China sebagai kunjungan kenegaraan pertamanya pada November 2024 lalu.

"Kita ini kan selalu banyak bicara bagus-bagus, tapi terus 'what next'? Tiga kali Menlu Wang Yi mengingatkan ke saya mengenai itu dan karena China sangat puas dengan kerja sama 10 tahun ini, tinggal kita lanjutkan saja dan mereka sangat ingin lanjutkan, karena juga mereka dapat untung," jelas Luhut.

Luhut menyebut, pihak swasta China juga masih berminat untuk berinvestasi di Indonesia termasuk dalam program hilirisasi.

"Misalnya tadi saya bertemu dengan pengusaha 'carbon steel'. Indonesia bisa bikin, sangat bisa. Kenapa kita ekspor? Kita bisa bikin sampai untuk 3 juta perumahan rakyat nanti sebagian besar itu akan diproduksi dalam negeri," ungkap Luhut.

Baja karbon (carbon steel) adalah salah satu bahan konstruksi yang paling umum digunakan untuk berbagai konstruksi termasuk perumahan. Penggunaan bahan tersebut dalam perumahan makin populer karena menawarkan kombinasi unik yaitu kekuatan, ringan, dan fleksibel sehingga cocok untuk kebutuhan rumah modern baik dari sisi desain maupun ramah lingkungan.

"Asal kita kasih fasilitas misalnya ada 'special economic zone' sehingga dibangun di dalam kawasan itu dan kita tidak mengimpor lagi 'carbon steel' dari luar, jadi menciptakan nilai tambah dalam negeri sendiri," tambah Luhut.

Selain bertemu dengan Menlu Wang Yi, Luhut dan delegasi juga bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) yang juga Wakil Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Sosial China Zhang Maoyu pada Kamis (22/5).

Dalam pertemuan itu, Luhut juga menyampaikan dua zona ekonomi khusus di Subang dan Kuala Tanjung yang dapat digunakan untuk hilirisasi nikel dan juga membuka lapangan kerja baru, termasuk zona ekonomi khusus di Bali untuk kecerdasan buatan (AI).

Berdasarkan catatan BKPM, Investasi Asing Langsung (FDI) China di Indonesia pada 2024 tercatat sebesar 8,1 miliar dolar AS (ketiga terbesar) atau meningkat 9,4 persen dibanding 2023. Nilai tersebut masih di bawah nilai investasi dari Hong Kong (8,2 miliar dolar AS) dan Singapura (20,1 miliar dolar AS).

Sedangkan pada 2023 nilai investasi China adalah sebesar 7,4 miliar dolar AS atau berada di posisi kedua setelah Singapura yaitu sebesar 15,4 miliar dolar AS.

Lima sektor utama investasi China di Indonesia adalah industri pengolahan logam dasar (13,626 miliar dolar AS); transportasi, pergudangan dan telekomunikasi (7,878 miliar dolar AS); kimia dan farmasi serta kawasan industri (2,746 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (2,651 miliar dolar AS); perumahan dan perkantoran (2,139 miliar dolar AS).

Baca juga: Luhut pastikan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya tetap berlanjut

Baca juga: Luhut temui Menlu China Wang Yi bahas kerja sama strategis ekonomi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |