Jakarta (ANTARA) - Mei menjadi bulan yang penting bagi tanaman serta keanekaragaman tanaman karena terdapat dua momen penting.
Pada 12 Mei, dunia memperingati International Day of Plant Health atau Hari Kesehatan Tanaman Internasional dan pada 22 Mei 2025 diperingati hari keanekaragaman hayati.
Peringatan ini bukan sekadar bentuk seremonial dari komunitas global, melainkan panggilan penting bagi seluruh umat manusia bahwa kesehatan tanaman adalah aspek vital yang sangat menentukan kualitas hidup, mulai dari makanan yang dikonsumsi, udara yang dihirup, hingga lingkungan tempat tinggal.
Di Indonesia, negara megabiodiversitas dengan ekosistem pertanian dan kehutanan yang luas, isu kesehatan tanaman memiliki arti yang sangat strategis.
Namun, hingga kini, topik ini masih sering terabaikan dalam percakapan publik maupun dalam arah kebijakan pembangunan nasional.
Krisis pangan, kerusakan lingkungan, atau penurunan hasil panen lebih sering dibahas, tanpa menelisik akar masalah yang kerap tersembunyi di bawah permukaan, kesehatan tanaman yang terganggu oleh hama, penyakit, dan degradasi tanah.
Sebagai peneliti di bidang nematologi, ilmu tentang nematoda atau cacing mikroskopis, penulis banyak menemukan betapa kompleksnya persoalan yang dihadapi para petani.
Nematoda parasit, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan akar secara masif tanpa gejala awal yang kentara di permukaan tanaman.
Akibatnya, petani sering terlambat melakukan penanganan. Penurunan hasil hingga 30 persen sampai 60 persen pun kerap dianggap sebagai nasib buruk atau efek cuaca, padahal ada proses biologis yang sebenarnya dapat dicegah dan dikendalikan.
Baca juga: Pengertian hama tanaman dan dampaknya pada kesehatan tumbuhan
Halaman berikut: Kontribusi untuk menjaga kesehatan tanaman
Copyright © ANTARA 2025