Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya mengatakan Indonesia menyuarakan pentingnya pembangunan berkelanjutan melalui ekonomi hijau, transisi energi, dan perlindungan lingkungan sebagai prioritas bersama dalam Kongres Ekologi Internasional Nevsky XII di Istana Tauride, St Petersburg, Rusia, pada 22-23 Mei 2025.
"Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai mitra strategis yang membawa agenda konkret. Kita ingin memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan, transisi energi, dan perlindungan lingkungan menjadi prioritas bersama," kata Bambang dalam pernyataan diterima di Jakarta, Kamis.
Kongres Ekologi Internasional Nevsky XII mengangkat tema "Planet Earth: Living in Harmony with Nature" yang dihadiri lebih dari 1.200 peserta dari lebih 40 negara, termasuk delegasi dari Indonesia.
Baca juga: DPR RI: Kemasan produk ramah lingkungan jadi tantangan produksi IKM
Bambang yang mewakili DPR RI di kongres itu menegaskan keseriusan Indonesia dalam mendukung tata kelola lingkungan hidup global.
Forum ini, kata dia, menjadi ajang strategis untuk mendorong kerja sama internasional di tengah berbagai tantangan perubahan iklim, degradasi ekosistem, dan ketimpangan pembangunan.
Bambang menyampaikan harapannya agar kongres ini menjadi jalan untuk memperkuat kolaborasi global dalam pengelolaan lingkungan, khususnya dalam adopsi dan pengembangan teknologi yang relevan.
"Kita berharap kerja sama ini bisa mencakup bidang-bidang strategis seperti pengolahan sampah, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture), serta solusi teknologi lain yang bisa diterapkan secara berkelanjutan," kata dia.
Komitmen Indonesia terhadap isu lingkungan termuat dalam Astacita, delapan misi strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo menempatkan isu lingkungan dalam kerangka besar pembangunan nasional. Misi kedelapan secara tegas mendorong kehidupan yang harmonis dengan alam, sementara misi kedua berfokus pada percepatan ekonomi hijau dan biru, termasuk pengembangan energi terbarukan, perlindungan ekosistem, serta pengelolaan sumber daya berkelanjutan.
Pemerintah mencanangkan kebijakan strategis antara lain penguatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) menuju 23 persen pada 2025, perluasan program perdagangan karbon dan insentif fiskal bagi industri hijau, serta penguatan tata kelola hutan dan restorasi ekosistem.
Selain itu, pengurangan sampah plastik, pembangunan fasilitas waste-to-energy, serta penguatan ekonomi sirkular menjadi bagian dari upaya menyeluruh menuju ekonomi hijau yang adil dan inklusif.
Kongres Nevsky XII turut menyoroti pentingnya pengelolaan limbah padat, konservasi keanekaragaman hayati, serta partisipasi generasi muda dalam isu lingkungan.
Pemerintah Rusia dalam kesempatan ini meluncurkan proyek nasional "Ecological Well-Being" yang mencakup enam subprogram utama, mulai dari Clean Air hingga Development of Ecotourism, dengan target pembangunan lebih dari 400 fasilitas pengelolaan sampah hingga 2030.
Sesi khusus bersama UNESCO dalam kongres ini juga membahas pengelolaan situs warisan alam dunia, serta pengembangan kerja sama lintas batas di bidang konservasi dan pengelolaan sumber daya air.
Bambang mengatakan partisipasi aktif Indonesia, termasuk dari unsur legislatif, memperkuat diplomasi hijau Indonesia di panggung dunia.
Dengan kombinasi dukungan kebijakan nasional dan keterlibatan dalam forum internasional, Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi aktor utama dalam mewujudkan tata kelola lingkungan global yang kolaboratif, tangguh, dan berkeadilan.
Baca juga: Anggota DPR sebut investasi hijau dorong pertumbuhan ekonomi RI
Baca juga: Roro Esti tekankan pentingnya ekonomi hijau di forum internasional
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025